Momentum Hut ke-9 Kab. Pringsewu Dimanfaatkan Sosialisasi Germas

DAERAH Pringsewu TERBARU

PRINGSEWU,   medinaslampungnews.co.id — Setelah pencanangan Gerakan masyarakat Hidup Sehat (Germas) jenjang Kabupaten Paser beberapa waktu lalu oleh Bupati Pringsewu melalui Dinas Kesehatan, selanjutnya UPT Dinas Kesehatan kecamatan Pagelaran utara dengan gencar melakukan sosialisasi ke semua masyarakat Pekon.

Sosialisasi berlangsung di gedung GSG Kecamatan Pagelaran Utara, Selasa (27/3/18) kemarin, Kepala UPT Puskesmas pagelaran utara M.SUBAGJA.MM menerangkan, dengan di adakan nya kampanye GERMAS ini, merupakan bentuk sosialisasi dengan sifat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan untuk berperilaku sehat agar meningkatnya kualitas hidup kusus nya di lingkungan setempat serta di tingkat masyarakat Pagelaran utara pada umum nya. Jelas Subagja,MM.

“Sekarang ini, untuk hidup sehat itu mahal. Dan kasus penyakit yang banyak timbul akhir-akhir ini, adalah penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, stroke dan lain-lain yang sebenarnya secara tidak sadar, atau karena kekurangpahaman kita terhadap bagaimana berperilaku atau menjaga pola hidup sehat,”ucapnya.

Oleh sebab itu, Subagja mengajak seluruh warga Kecamatan Pagelaran utara agar melaksanakan Germas dimulai dari diri sendiri dan keluarga dengan selalu memperhatikan pola serta asupan makanan. “Selain itu, membiasakan hidup bersih di rumah sendiri dan lingkungan tempat tinggal,” ucapnya.

Jika semua masyarakat telah berpikiran sama, lanjutnya, tentunya akan terwujud lingkungan yang sehat nantinya. “Kalau semua masyarakat berpikiran yang sama, maka lingkungan yang sehat akan segera terwujud,” ucapnyanya.

Sementara Hi. Mugiyono mewakili camat Pagelaran Utara Bambang Suharmanu menjelaskan, pencanangan Germas melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1/2017 tentang Gerakan Masyarakat untuk Hidup Sehat atau Germas. Dimana, kesehatan merupakan kebutuhan hidup sehat semua masyarakat.

Dikatakan Hi.Mugiyono  bahwa kesehatan menjadi sebuah kebutuhan manusia. Dengan pemikiran demikian, pola hidup sehat di tengah masyarakat hendak dapat semakin di galakkan, sehingga masyarakat se- kecamatan Pagelaran utara akan menciptakan pola hidup sehat, Kalau hal ini sudah tertanam di masyarakat, kalau hidup sehat itu adalah kebutuhan, akan terciptalah pemikiran baru bahwa sehat itu sangatlah penting. Walaupun ada yang menyebut usia itu tuhan yang menentukan, tapi siapa masyarakat yang tidak mau sehat, sebelum mati, papar nya.

“Namun, dewasa ini kesadaran masyarakat untuk perilaku hidup sehat semakin berkurang. Untuk itu, saya mengajak warga Kecamatan Pagelaran utara agar selalu menerapkan pola hidup sehat, dengan cara CERDIK,”ucapnya.

Adapun Cerdik, ia menerangkan, adalah sebuah singkatan dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, rajin beraktifitas fisik atau berolahraga, Diet seimbang dengan banyak mengkonsumsi sayur mayur dan buah-buahan. “Kalau I adalah Istirahat yang cukup. Sedangkan K, yakni Kelola Stress,” pungkasnya.

Masih dalam steyckmen yang sama, Drs Hi.Zaina.S.pd selaku ketua STBM (Sanitasi Total Berbassis Masyarakat), kecamatan pantura menjelaskan Disebutkan Sanitasi saat ini sudah merupakkan urusan bersama. Tidak lagi terbatas hanya sebagai wewenang dari satu dinas tertentu tetapi sudah meluas ke berbagai penggiat yang ada baik di pemerintahan maupun non pemerintahan. STBM sebagai program nasional di bidang sanitasi memerlukan koordinasi lintas sektor untuk membuat program ini berjalan baik.

Dulu sanitasi dianggap hanya pembangunan fisik, padahal sanitasi adalah pembangunan mental dan paradigma. Jadi perilaku masyarakat harus diubah dulu sebelum sarana fisik dibangun oleh masyarakat. Orang harus memutus rantai penularan penyakit dulu sebelum dibuat fasilitas yang lebih bagus. Untuk itulah pemicuan harus dilakukan, dengan tujuan untuk mengajak masyarakat mengubah kebiasaan/perilaku buruk seputar sanitasi. Strategi yang dilakukan adalah dengan prinsip keteladanan.

Pendekatan ini dimulai dari para tokoh masyarakat, karena budaya meniru tokoh panutan di masyarakat cukup tinggi. Para tokoh masyarakat melihat dirinya sendiri, dan menilai sendiri apakah mereka sudah merubah perilaku atau belum. Sesudah para tokoh masyarakat dan kadernya berubah perilakunya (stop buang air besar sembarangan/SBABS), baru mereka masuk ke masyarakat untuk memicu.Idealnya STBM dilaksanakan dengan menggunakan Azas Tridaya. Azas Tridaya yang dimaksud adalah, Pemberdayaan manusia (pelatihan);– Pemberdayaan usaha (sampah dan limbah), Pemberdayaan lingkungan (CLTS dan STBM).Adapun prinsip – prinsip pelaksanaan kegiatan yang digunakan untuk menuju sanitasi total adalah sebagai berikut :

1.Sanitasi total adalah memicu perubahan perilaku.

2.Sanitasi total adalah pemahaman pendekatan secara bertahap menuju perubahan perilaku.

3.Suatu kegiatan yang dikendalikan berdasarkan kebutuhan masyarakat, bukan top-down.

4.Masyarakat yang memimpin untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pencapaian sanitasi total.

5.Sanitasi Total adalah aksi kolektif/solidaritas masyarakat atau gotong royong.

6.Sanitasi Total adalah pilihan local (pilihan maasyarakat setempat),bukan dengan mendeskripsikan desain standar.

7.Insentif dapat diberikan setelah terjadi perubahan perilaku masyarakat akan memicu aksi kolektif.

8.Tolok ukur keberhasilan dan pemantauandampak program adalah perubahan perilaku, bukan pada kemajuan konstruksi.

9.Peran pemerintah propinsi dan kabupaten menciptakan demand masyarakat untuk perubahan perilaku hygienis dan sanitasi yang sehat, mengembangkan kapasitas sektor swasta dalam penyediaan produk dan layanan sanitasi, menetapkan target localuntuk mencapai MDG, serta memantau keemajuan dan dampak pada masyarakat setempat.

10.Peran pemerintah pusat memformulasikan strategi operasional dan petunjuk pelaksanaan yang mendukung pengembanganan kapasitas daerah, dan untuk memantau kemajuan pencapaian target nasional untuk mencapai target MDGS..

Tambah ZAINAL program yang telah berjalan sukses di laksanakan oleh UPT, pantura dan staf STBM STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) sudah telah mengadakan praktek kerja lapangan yang juga melibatkaan instasi terkait yaitu kepala pekon,TNI, poLri serta instasi kesehatan kab pringsewu,dengan mengadakan suwiping fasilitas taak layak seperti tempat BABS (buang air besar) yang tidak sewajar nya, sbagai contoh besar KAKUS CEMPLUNG(ws terbuka) serta tempat pembuangan kotoran darurat(ws terbang/BABS dalam plastik) tidak luput pula tempat nongrong (BABS di pepohonan tumbang dekat kebun blakang ) yang alham dulillah atas kerja sama yang baik berikut di tunjang kesadaran masyarakat yang ingin merubah pola hidup sehat,, semua plaksanaan tersebut berjalanlancar.tutup nya   ( Davit.s)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *