LAMPUNG TIMUR, (MDnews) – Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah 5.325,03 Km2, memiliki jumlah penduduk yang tergolong besar yaitu 1.008.797 jiwa (BPS, 2015) dan keadaan ekonomi masyarakat mayoritas masih didominasi oleh masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah serta banyaknya pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Lampung Timur (Tahun 2015) menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja di Lampung Timur sebanyak 495.218 orang, jumlah usia kerja 15 tahun keatas yang bekerja sebanyak 472.970 orang dan yang bukan angkatan kerja (sekolah dll) sebanyak 239.511 orang, serta tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,5% atau jumlah pengangguran sebanyak 22.248 orang Dalam rangka pengentasan pengangguran di Bumei Tuwah Bepadan, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur selalu berupaya melakukan pembenahan dan inovasi disegala bidang baik itu infrastruktur maupun pemberdayaan masyarakat agar bisa sejajar dengan daerah lainnya.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi stigma Lampung Timur yang selama ini kurang baik dan seolah-olah dekat dengan praktek-praktek kekerasan. Salah satu program untuk mengurangi permasalahan tersebut pada tahun 2016 Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim mencetuskan gerakan yang unik untuk mendorong kemandirian dan produktivitas warganya yang diberi nama (Gerakan Malu Menganggur) Adapun tujuan Gerakan Malu Menganggr ini adalah : mengajak warga untuk terus kreatif mencari terobosan dan inovasi agar mampu menciptakan kerja sendiri dan mandiri mendorong kemandirian dan meningkatkan produktifitas angkatan kerja di Lampung Timur memberi kesempatan bagi warga Lampung Timur yang mempunyai berbagai ketrampilan produktif untuk mengajarkan keahliannya kepada warga yang belum mempunyai ketrampilan.
“Mengubah stigma, Ketika masyarakat produktif maka mentalitas masyarakat perlahanakan berubah dan kriminalitas akan berkurang, Mempromosikan potensi wisata Lamtim guna meningkatkan kunjungan wisatawan Upaya pengentasan pengangguran melalui Gerakan Malu Menganggur dengan konsep memberikan pendidikan dan pelatihan vocasional merupakan upaya untuk menampung masyarakat pencari kerja yang belum terserap ke lapangan kerja.
Program ini dilakukan secara bertahap di tingkat desa, program ini dijalankan secara formal dan banyak melibatkan berbagai instansi, sehingga potensi yang belum tergarap akan diperluas untuk menjadi solusi, karena program ini kebijakannya berbasis kawasan. Program ini lintas sektoral yang sifatnya juga mengedepankan konsep gotong royong antara Pemerintah Daerah dan warga Lampung Timur, Kata Kadis Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja Budi Yul Hartono, S. IP. M.IP belum lama ini.”
Lanjut, Budi Yul Adapun program tersebut dapat dilihat, sebagai salah satu satker yang terlibat , Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja telah melaksanakan program dan kegiatan dengan memberikan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja berbasis kebutuhan industri yang ada di Lampung Timur, memberikan pelatihan keterampilan dalam rangka menciptakan wirausaha yang berbasis sumberdaya lokal, memberikan kegiatan pemagangan baik dalam dan luar negeri, dan mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah sehingga mampu menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitarnya.
Dalam rangka penciptaan wirausaha baru, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja Kabupaten Lampung Timur telah melakukan berbagai pembekalan keterampilan berbasis potensi lokal bagi masyarakat pencari kerja. Sektor sektor yang dikembangkan berupa sektor jasa, antara lain pelatihan tata rias, menjahit, service elektronik, perbengkelan sepeda motor, pertukangan kayu, dan pangkas rambut; sektor home industri berupa anyaman/ukiran/souvenir, pengolahan makanan, batako/paving block, membatik, dan tapis. Dengan pembekalan ini diharapkan usaha industri rumahan dapat berkembang sehingga dapat menyumbang menggeliatnya ekonomi daerah.
Masih Kata Budi Yul Pelatihan yang dilakukan tidak hanya berhenti sampai disitu saja, akan tetapi setelahnya dilakukan pendampingan terhadap peserta pelatihan sampai usaha yang dilatihkan dapat direalisasikan. Pasca pelatihan, kelompok peserta yang dilatih dibuatkan komunitas berupa Kelompok Usaha Bersama (Kube). Kube ini diharapkan dapat menjadi wadah para peserta pelatihan mencoba melakukan usaha secara bersama dengan pendampingan dari pemerintah. Kube ini akan diberikan fasilitas sarana prasarana yang diperlukan untuk menunjang usaha yang dilakukan.
“Pada Kube menjahit, bantuan usaha yang diberikan berupa mesin jahit, mesin obras, dan mesin bordir. Diharapkan dengan proses belajar dalam kube ini, para peserta mendapatkan pengalaman usaha yang kemudian dapat dijadikan pembelajaran untuk memulai usaha. Dengan aktifnya kube-kube ini diharapkan ke depannya dapat berkembang menjadi Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi motor penggerak ekonomi daerah.” ujarnya.
Untuk diketahui Hingga saat ini telah dibentuk 43 kube yang merupakan komunitas belajar bagi peserta yang telah dilatih dalam Gerakan Malu Menggagur Dan untuk masyarakat yang berkeingin terlibat atau tergabung dalam Program Gerakan Malu Menganggur Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dapat menghubungi Pak Junaldi di Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Lampung Timur. (Lipsus).