METRO, (MDSnews)-Bos Sugar Group Companies (SGC), Purwanti Lee atau Nyonya Lee, semakin percaya diri menancapkan tajinya dalam kontestasi Pilgub Lampung 2018.
Pasalnya, pemilik perusahaan raksasa penghasil gula terbesar di asia ini, kembali hadir menemani kampanye pasangan calon gubernur Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim (Nunik), di Lapangan Banjarsari, Kota Metro, sore tadi.
Kali ini, kehadiran Vice Presiden perusahaan korporasi penyokong dana terbesar Arinal Nunik, juga turut didampingi oleh Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Lampung Supriyadi Alfian, Ketua Partai Golkar Bandar Lampung yang merangkap liasion officer Yuhadi, beserta pengurus DPD I Golkar Provinsi Lampung, dan tim pemenangan Arinal-Nunik, hingga Usatz Soleh Mahmud (Solmed).
Dalam kegiatan tersebut, warga juga sempat mempertanyakan pasukan pengamanan pihak kepolisian yang sekitar 500 personel menjaga kampanye Arinal Nunik. “Masa iya, acara kayak gitu banyak aparatnya, coba kalo rakyat biasa mana ada,” ujar salah seorang masyarakat.
Saat pihaknya mengkonfirmasi, Wakapolres Kota Metro sempat membantah jika pengamanan hari ini tidak berkaitan dengan pasangan calon Arinal Nunik.
”Saya coba tanya Wakapolres (kebetulan kapolres belum bisa hadir), soalnya saya liat banyak bener sekitar 500 personel kepolisian berjaga di tempat, tetapi jawaban dari pihak polres bahwa penjagaan tersebut tidak ada keterkaitannya dengan paslon, hanya pengamanan,“ ungkapnya.
Dari pantauan dilokasi, meski acara kampanye yang turut mengundang artis Ibu Kota Via Vallen dimulai pukul 15.00 WIB. Polisi sudah siaga sejak pukul 08.00 WIB. Kabag Ops Polres Kota Metro Kompol Jamalluddin, turut memimpin apel pasukan dan memberikan arahan personil. Puluhan mobil PAM Polda Lampung terlihat turut siaga di area lokasi.
Untuk diketahui, meski menjadi salah satu perusahaan terbesar, PT. Sugar Group Companies (SGC) ternyata tidak memberikan dampak positif bagi kemajuan masyarakat banyak, khusunya masyarakat Kampung Ujung Gunung Ilir, Lingai, Kibang, Kampung Menggala, Bakung Ilir, Bakung Udik, Gedung Meneng, Dente, Gedung Aji, Penawar, Astra Ksetra dan Teladas serta umbul-umbul (Olok Sengiang, Cakat Ramah Tua, Genitek, Kapitan Kalung, Mengguk, Hi. Usin, Din Bajau, Cakat Ibrahim, Purus Graf, Mangga, Purus Tendou, Putro Batin, Kyu Lemai & Tabu), yang lokasi kampungnya berada di tengah-tengah perusahaan.
Wajar saja bila, Akademisi Universitas Lampung (Unila), Yusdianto menilai keterlibatan perusahaan gula dalam kancah politik di Lampung bukan saja membajak demokrasi, tapi juga disinyalir sebagai bentuk mengamankan perusahaan yang memiliki persoalan lahan dan lainnya.
“Saya cukup menyayangkan bila demokrasi yang nyatanya milik rakyat kemudian dibajak atas kepentingan korporasi, maka sudah sewajarnya publik marah dengan tidak memilik calon yang bersangkutan (Arinal-Nunik),” kata Yusdianto.
Menurut dia, Komisi II DPR RI pernah melakukan rapat dengar pendapat (RDP) membahas dugaan penipuan, pemalsuan dan penggelapan pajak PT SGC tersebut karena diduga telah menyerobot lahan masyarakat di empat kecamatan kawasan Kabupaten Tulangbawang, Lampung.
“Adanya konspirasi antara korporasi dan politisi tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk pengamanan dan perluasaan bisnis,” ujarnya.(NN)