TUBABA, (MDSnews)–Gerakan Pemuda Ansor dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Laskar Aswaja Kecamatan Gunung Agung Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) mendukung TNI Polri dalam memberangus faham radikalisme.
Sebagai bentuk dukungan tersebut dibuktikan dengan digelarnya kegiatan dialog kebangsaan penyatuan aksi dalam menghadapi, mengantisipasi serta mencegah masuknya faham radikal di Tubaba, selasa (29/5/2018) yang mengusung tema Islam Agama Rahmatan Lil Alamin dan Sesuai Dengan Pancasila Tolak Radikalisme dan Terorisme tersebut, berlansung di Balai Tiyuh Bangun Jaya, Kecamatan Gunun agung.
Hadir dalam kegiatan dialog tersebut ketua MUI Tubaba H. Muhyidin Fardi, Kapolsek Gunung Agung AKP. Sobari, Camat Gunung Agung, Marzuki, Batibung Koramil TBT/ Kodim 0412/LU Serma. Basuki, Kepala Tiyuh Bangun Jaya Anton Winarno, Tokoh masyarakat, Tokoh Adat dan ratusan masyarakat dan siswa-siswi pelajar.
Dalam sambutan dialognya H.Muhyidin Fardi ketua MUI Tubaba mengingatkan pesan Presiden Soekarno bahwa Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan. Ia mengajak semua pihak tidak melupakan sejarah tersebut.
” Memahami terlebih dahulu Al- kitab apakah Al-kitab sudah sesuai dengan dasar negara Pancasila atau sebaliknya Pancasila sesuai dengan Al-kitab. Pancasila sebagai idiologi yang agamis dan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak terlepas dari jasa dan peran aktip para ulama ,” ujarnya .
Sementara itu kapolsek AKP. Sobarie kapolsek Gunung Agung yang mewakili Kapolres Tulang Bawang (Tuba) AKBP.Raswanto Hadiwibowo, S.IK ,M.Si mengatakan bahwa jika teroris bukan Islam. Tetapi kelompok yang mengatasnamakan Islam di Indonesia. ” Agak aneh, terkadang sesama Kyai kadang saling berdebat, terkait sunah-sunah. Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin menurut saya adalah Islam yang sesuai dengan kodrat manusia kalau ajarannya menyimpang patut dipertanyakan ,” cetusnya.
Dari fakta yang ada, generasi muda menjadi sasaran penyebaran faham oleh kelompok radikal dan teroris. Karena menurutnya anak muda yang masih labil dan memiliki keberanian dalam menjalani proses pencarian jati diri, akan dengan mudah dapat dijadikan korban jika tidak dibekali dengan pemahaman ajaran pendidikan agama yang benar.
” Saya mengharapkan seluruh para ulama dan tokoh agama dapat menghormati perbedaan antar pemeluk agama dalam menjalankan ibadah meskipun dilakukan sesuai keyakinan ajaran mahzab yang diyakininya,” imbuhnya.
Pada sisi yang lain,Serma Basuki Batibung Koramil TBT/Kodim 0412, menyampaikan faham radikalisme merupakan sebuah patologi sosial yang harus dilawan secara bersama, Tidak hanya pemerintah TNI dan Polri saja akan tetapi masyarakat juga mempunyai tanggung jawab dalam menanggulangi penyebarluasan faham radikalisme yang mungkin akan disebarkan kelingkungan kita masing-masing.
“Tugas pokok TNI adalah menjaga keutuhan NKRI dengan memberikan pembinaan agar tidak terjebak kedalam hal-hal yang menyesatkan. Kita jangan terpengaruh dengan organisasi yang tidak kita pahami, ikuti saja sesuai yang diajarkan di sekolah, toleransi itu kuncinya untuk menjaga keutuhan RI, NKRI harga mati,”pungkasnya, (SANUR/MDSnews).