LampungSelatan, (MDSnews)–kelompok nelayan Desa Banding Kecamatan Rajabasa yang sempat selisih faham beberapa waktu lalu dengan Nelayan Way panas kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan berakhir Damai.
acara Rembuk (musyawarah) yang berlangsung di Aula kantor Koperasi MINA DERMAGA PPI Kalianda Lampung Selatan, turut dihadir sekretaris Dinas perikanan Dwi Jatmiko, Sekcam Rajabasa Komarudin, Lurah Kalianda, kades Banding Juheruddin, HNSI lampung Selatan, Kapolsek kalianda yang di wakili Kapospol Rajabasa iptu.Sarjono dan pihak TNI AL serta para nelayan dari dua desa yang berselisih paham.
” Dwi Jatmiko sangat Apresiasi dengan di lakukanya Rembuk seperti ini, karena memang cara seperti ini merupakan cara yang terbaik untuk mendapatkan solusi yang terbaik dengan mengedepankan azas musyawarah mufakat,” ucapnya.Selasa (17/7).
Iptu Sarjono (Kapospol) Rajabasa perwakilan Kapolsek Kalianda mengatakan, Hal seperti ini sudah keswkian kalinya terjadi antara nelayan di wilayah Kalianda dan Rajabasa.
“Kami harapkan ini merupakan kejadian yang terakhir dan jangan terulang lagi, Kita semua satu nelayan Lampung selatan,”ujarnya.
Sementara Suwandi. HS perwakilan nelayan desa banding kecamatan Rajabasa menjelaskan bahwa ada titik titik tertentu yang tidak di perbolehkan nelayan dari luar desa banding untuk melakukan pencarian ikan, seperti di Legun banding resort yg merupakan termasuk zona destinasi wisata desa banding yang sangat di jaga, bukan semua lautan dari banding hingga Sebuku bukan seperti itu yang kami inginkan.”paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh kades banding Juheruddin bahwa, kami tidak pernah melarang namun, ada batasan batasan yang harus kami jaga di sekitarnya laut banding, karena itulah mata pencaharian warga nelayan desa banding, tambahnya.
Jonet (Kabid tangkap) dinas perikanan Lampung Selatan menyampaikan Kalau ada kearifan lokal silahkan di buatkan Perdesnya, sepeti yang ada di Legun banding resort tersebut jadi kalau sudah ada Perdesnya yang jelas maka itu kita sosialisasikan kepada para nelayan yang lain,” ucapnya.
Kami bangga kalau ada nelayan yang sangat menjaga ke arifan lokal,namun juga harus ada tanda atau rambu rambu di mana letak ke arifan lokal tersebut agar tidak ada lagi timbulnya permasalahan seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Perwakilan HNSI Lampung Selatan Abdul Mu’is mengajak agar semua nelayan saling menjaga perasaan sesama nelayan agar tidak terulang lagi kejadian yang serupa pungkasnya, (Halim/EQ).