Festival Tubaba 2018 Multikultural, Dari Aku Menuju Kita.

DAERAH LAMPUNG TERBARU Tulang Bawang Barat

TULANG BAWANG BARAT,(MDSnews)–Menjelang pelaksanaan event Festival Tubaba 2018 yang mengusung tajuk “Multikultural, dari Aku menuju Kita”, pemerintah daerah kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) dan para pekerja seni serta panitia pelaksana terus memantapkan persiapan pada ajang festival kebudayaan terbesar di Bumi ragemsai mangei wawai Tubaba.

” Kegiatan Fesival Tubaba 2018 akan dibuka pada sabtu (10/11/2018) dan guna mempersiapkan segala sesuatunya para seniman dan pekerja seni yang akan tampil terus melakukan pelatihan agar tampil dengan baik dan sempurna,” ujar Semi Ikra Anggara direktur Festival Tubaba 2018 kepada Medinas Lampungnews.co, jum’at (9/11/2018)

Dikatakan Semi bahwa setiap hari kami latihan teater di Ulluan Nughik (Rumah Baduy), Buku Sastra  sedang dicetak, di Aula Bupati tiap hari dari pagi sampai sore latihan melukis di atas kanvas, di Sesat Agung latihan tari Bedana Bocah n Tari Nenemo, di Berugo Cottage latihan paduan suara, dan di beberapa sekolah, sanggar, group tari sekolah melakukan latihan tiap hari untuk berkompetisi.

” Bintang tamu akan datang sore ini, tidak ada kendala berarti dan untuk kapasitas venue yang kami persiapkan Islamic Center 1000 orang, di Berugo cottage 100, Sesat Agung 200 orang dan di Ulluan Nughik 300 orang,” imbuhnya

Penyanyi Sandrayati Fay lanjut Semi, akan didaulat sebagai bintang tamu dalam acara tersebut dan diharapkan pengalaman dan kualitas Sandra Fay dibidang musik  bisa menginspirasi seniman dan anak-anak di Tubaba, khususnya bagi peserta kelas musik dan sesuai dengan jadwal festival Tubaba ke tiga tahun 2018 akan dimulai pada hari Sabtu, 10 November 2018 pada jam 7:30 pagi di halaman depan Islamic Center Tubaba.

Rangkaian kegiatan festival Tubaba 2018 akan menampilkan musik kulintang, paduan suara Gema Tubaba yang akan membawakan lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam 3 stanza, tari sembah sigeh penguten, tari bedana, tari nenemo dan musik gambus.

Sementara Reog ponorogo akan mengantar hadirin ke area venue Sesat Agung untuk menyaksikan action painting oleh Hanafi, gitar klasik Lampung yang dibawakan Forum Muli Mekhanai Panargan sampai akhirnya menyaksikan sekira 100 karya Seni Rupa di dalam Sesast Agung karya 30 perupa anak dan remaja Tubaba.

Dilanjutkana pada malam hari digelar panggung musik yang akan menampilkan Baleganjur, Gitar Klasik Buai Bulan Merintah, Marhaen Band, Sandrayati Fay (Bali) dan Batas Senja (Bandar Lampung).

Pada hari kedua Festival Tubaba pada tanggal 11 November, acara akan dimulai pagi hari dengan launching buku sastra “ Bayang Menara di Tepian Kolam” karya 13 peserta pelatihan menulis sastra. Dalam launching buku tersebut akan ditampilkan pula musik klasik Barat dari Moors Duo, sebuah kelompok musik klasik dari Jakarta yang sedang konser keliling di beberapa kota di Indonesia. Juga ditampilkan kelompok Gitar Klasik Muara Mas yang beranggotakan 15 personel.

Pada malam harinya pukul 7:30 WIB,  akan tampil Teater Tubaba dengan lakon “Macbeth” karya pujangga William Shakespeare (Inggris), sebuah teater dengan tema Kudeta berdarah yang dilakukan seorang prajurit terhadap raja. Teater tersebut bermain dengan pendekatan interkultural. Dipentaskan di Kampung Budaya Ulluan Nughik, para penonton akan berkesempatan mendapatkan hadiah kipas angin dan ricecooker dengan sistem pengocokan voucher.

Pada tanggal 12 dan 13 November setiap sore digelar Festival Tari Nenemo yang diikuti oleh 9 grup dari seluruh Tubaba. Festival Tubaba akan ditutup pada tanggal 13 November malam di Uluan Nughik, dengan penampilan musik dari Sanggar Pakem, Teater Klatak “Kopyah” pengumuman pemenang Festival Nenemo dan Marhaen Band (Sanur).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *