Pesisir Barat (MDSnews) — Di era 2019 yang katanya semua fasilitas sarana dan prasarana, dalam segala bidang salah satunya sarana pendidikan, yang merupakan sarana pencetak generasi penerus bangsa, sehingga tak jarang pihak pemerintah baik di Provinsi maupun Kabupaten menggembar-gemborkan tentang program memajukan serta memaksimalkan program untuk kegiatan pendidikan dan sekolah.
Namun apa jadinya jika dengan banyaknya program seperti Dana Alokasi Khusus, Biaya Operasional Seklolah yang telah dianggarkan pihak Kementerian Pendidikan melalui Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten-Kabupaten, masih banyak Sekolah yang kondisinya memprihatinkan.
Hal tersebut terjadi di SDN 1 Lemong Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), pasalnya, akibat kondisi ruang kelas yang sudah tak layak pakai, pelajar tidak dapat belajar secara normal terlebih pada musim penghujan, mengingat kondisi atap sekolah yang bocor di berbagai sudut ruangan.
Sekolah yang memiliki 136 pelajar serta delapan guru berstatus PNS dan empat orang guru berstatus kontrak tersebut, terkesan terisolir dan ketinggalan dan luput dari perhatian Dinas terkait, dengan kondisi seluruh ruang kelas yang memprihatinkan.
Keluhan itu dikatakan Nanda Pratama, salah seorang pelajar yang duduk di bangku kelas 4 di Sekolah itu, bahkan menurut Nanda kondisi seperti itu dirasakanya sejak dirinya masuk disekolah itu yakni ketika duduk .di bangku kelas 1. “Dari saya kelas 1 sampai saya kelas 4 atap sekolah yang bocor dimana-mana itu belum di perbaiki,” keluh Nanda.
Terpisah Kepala sekolah Yuliana S.Pd, yang sejak setahun lalu memimpin sekolah tersebut, juga mengeluhkan kondisi tersebut. Menurut Yuliana, selain dirinya telah sebanyak tiga kali pergantian Kepala sekolah hingga saat ini dirinya yang menjabat sebagai Kepsek, sekolah itu tak kunjung di perbaiki. “Sepertinya sekolah ini tidak sama sekali diperhatikan oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesibar,” jelasnya.
Yuliana berharap, Pihak dinas secepatnya melakukan pembenahan terhadap sekolah itu, jangan sampai sekolah itu terkesan di anak tirikan. “Kami takut jika dibiarkan seperti itu sekolah ini akan rubuh dan menelan korban jiwa,” pungkas Yulia. (Rosandi)