Antara Anjing, Segerombolan Babi Dan Manusia Pengkhianat

OPINI

Penulis : Rosim Nyerupa

Beberapa hari ini dunia persilatan sosial media masih ramai memperbincangkan seekor anjing, segerombolan babi dan majikannya. Entah apa yang melandasinya membuat statement yang membahas antara majikan, segerombolan babi dan seekor anjing sehingga menjadi buah bibir yang hangat diberbincangkan. Sebetulnya malas untuk membahas soal anjing, apalagi anjing disamakan dengan sosok manusia yang jelas-jelas berbeda meskipun menyandang status sama sebagai makhluk ciptaan tuhan.

Selama ini mungkin terdoktrin difikiran kita bahwa anjing adalah binatang yang galak lagi ganas. Namun bagi mereka yang hobi memelihara binatang berkaki empat ini suatu hal yang biasa. Sebab meskipun demikian, Banyak juga yang memelihara anjing untuk jaga tanaman, perburuan, dan jaga hewan ternak bahkan jaga rumah. Kemudian didunia kepolisian, Anjing digunakan sebagai penunjang dalam mendalami suatu kasus, Anjing model ini lebih akrab dikenal sebagai anjing pelacak.

Anjing memiliki beragam model dan tipe, Disetiap negara perbedaan antara satu dengan yang lainnya sangat mencolok. Namun dari banyaknya model dan tipe binatang yang memikili nama ilmiah Canis lupus familiaris ini terdapat satu kelebihan yang tidak salah jika kita memetiknya sebagai suatu hal yang positif dalam menjalankan aktivitas sosial kemasyarakatan khususnya interaksi dengan seorang pimpinan dalam suatu komunitas. Kelebihan tersebut adalah Kesetiaan.

Bagi yang hobi nonton film atau membaca tulisan mengenai anjing dan kesetiaan, Maka tidak heran dan merasa asing lagi ditelinga jika mendengar kata Sully, Anjing pelayan setia yang menemani semasa hidup orang nomor satu di Amerika Serikat yaitu Gerge H. W.Bush. Namun ketika Presiden Amerika Serikat itu meninggal dunia, Si Sully merasa kehilangan yang sangat mendalam hal ini sebagaimana dilansir dalam media tirto.id, Sully rela tidur disamping peti mati majikannya.

Tidak jauh berbeda dengan kisah itu, Di Asia misalkan, Tepat di Negara China Seekor anjing yang duduk ditrotoar tengah jalan sempat viral dimedia sosial mendapat banyak komentar Kesetiaan.

Video berdurasi tak panjang itu dilihat oleh sebanyak 1,4 Juta penonton. Sebagaimana dilansir tribunnews.com september 2018 lalu, Anjing tersebut terlihat dijalan tiap hari sejak pemiliknya meninggal pada tanggal 21 Agustus lalu. Hubungannya dengan majikan sangat dalam, lam video itu, Anjing kecil justru terus menerus menunggu hingga 80 hari lamanya yang kemudian difilmkan. Mengutip Tribunnews.com, Dari banyak komentar kesetiaan yang hadir terdapat komentar menyentuh dari penggguna media sosial, “Sangat berbahaya bagi anjing itu untuk berdiri di tengah jalan. Saya berharap beberapa orang baik dapat mengadopsinya dan membawanya ke tempat yang aman,” kata mereka.

Masih satu iris dengan kisah Sully, Cerita Anjing bernama Hachiko tidak kalah mengesankan. Hachiko adalah seekor anjing dalam dunia perfilman dengan kisah nyata yang terdapat di film Jepang. Hachiko dikenal sebagai seekor anjing dengan kesetiaannya. Kesetiaan anjing ini terhadap majikannya itu terekam jelas disalah satu stasiun. Ia rela menunggu majikannya berjam-jam pagi hingga malam hingga 9 tahun lamanya, hanya sekedar menunggu majikannya pulang kerja. Namun suatu hari majikannya meninggal, Hachiko masih saja menunggu ditempat yang sama. Hingga oleh pemerintah setempat, Hachiko diabadikan dalam sebuah monumen patung anjing setia tepat didepan stasiun Shibuya Jepang.

Disamping cerita diatas, masih terekam jelas diotak kita mengenai kisah anjing yang rela mati tertembak oleh sekelompok musuh majikannya. Sekelompok musuh dengan senjata lengkap datang kerumah sang majikan, Setiba musuh dikediaman mendapati rumah kosong tampak tak berpenghuni, Padahal ada ruang rahasia yang tidak diketahui selain oleh si Anjing. Sekelompok musuh tersebut datang untuk membunuh majikannya yang bernama Albern. Anjing tersebut dipaksa oleh mereka untuk melacak keberadaan Albern namun tidak menurutinya dan melawan lalu ditembak mati. Dari kisah ini dapat dipetik betapa tingginya komitmen kesetiaan sang anjing rela mati ketimbang majikannya.

Menyimak beragam cerita antara anjing dan majikan diatas, Satu hal yang dapat kita petik ialah kesetiaan. Kesetiaan dalam diri manusia dipandang wajib sangat penting yang harus dimiliki. Sebab dengan kesetiaan, Manusia terlihat bernilai karena kesetiaan adalah bagian daripada kemuliaan. Bicara kesetiaan tidak hanya lekat pada manusia tapi binatang juga dimiliki oleh binatang. Seorang kompasioner bernama fajar menyebutkan kesetiaan bukan hanya milik makhluk berakal budi yang namanya manusia, Kesetiaan juga dimiliki binatang. Ada banyak kisah binatang yang setia kepada tuannya. Seperti berbagai cerita soal anjing diatas. Kesetiaan binatang pada tuannya bisa terbangun ketika binatang merasa sungguh-sungguh disayangi tuannya. Ikatan batin mendalam antara tuan dan binatangnya yang dibangun bertahun-tahun menumbuhkan kesetiaan binatang. Dari pandangan fajar dapat ditarik satu benang merah bahwa yang melandasi sebuah kesetiaan adalah ketulusan. Maka apabila ketulusan tidak dijadikan akar kesetiaan maka nilai-nilai transaksional akan kental mewarnai sebuah interaksi sosial kemasyarakatan. Disinilah seseorang akan bermain dengan segala bentuk kepentingan-kepentingan dan profit interest pribadinya sehingga berakibat segala hubungan akan menjadi semu dan labil. Hal ini akibat dari penilaian baik buruknya sesuatu, tergantung apakah sesuatu itu akan menguntungkan diri seseorang ataukah tidak, Karena untuk mendapatkan keuntungan maka seorang pengkhianat akan melakukan segalanya dan segala sesuatu akan sanggup untuk dikorbankannya. Dari hal tersebut maka kita akan dapat memahaminya bahwa tanpa ada suatu loyality maka dalam benak seseorang selalu bekerja keras dan yang selalu ada dalam fikirannya adalah bagaimana cara agar selalu dapat mengambil untung dari suatu relasi yg ada, disetiap moment dan disetiap kesempatan dan disetiap kebijakan sehingga setiap tindakannya selalu dengan melihat bagaimana cara untuk mendapatkan sesuatu yang dapat menjadi keuntungan pribadi dari sesorang. Jadi akibat sifat buruk yang ada serta memegang peran yang significan dalam pergeseran dari loyality ke subjektifity, Sehingga setiap statement-statement yang diangkat biasanya tidak lebih sebagai cover untuk menutupi sebongkah yang bernama kemunafikan. Jika ketulusan tidak dijadikan akar dari kesetiaan maka kesetiaan akan beralih menjadi pengkhianatan, Sebab ia tidak dapat melewati segala dinamika yang menguji kesetiannya. Perlahan demi perlahan kesetiaan akan memudar beralih menjadi sebuah pengkhianatan. Kesetiaan adalah rasa pengejawantahan dari pola fikir manusia yang diolah dalam bentuk sikap dan tindak sebagai wujud komitmen. Ketika komitmen kesetiaan dalam jati diri manusia matang, Dalam kondisi dan dinamika apapun untng dan rugin disetip dinamika, Ia akan tetap terjaga dan tidak akan tergoyahkan. Inilah arti dari sebuah komitmen kesetiaan yang dibangun dengan ketulusan.

Berkenaan dengan itu, Nampaknya kisah dua orang hulubalang suku tikrit yang tertangkap oleh Sang Khan Agung Gengis Khan saat pencarian raja tikrit mongolia. Sang Khan Agung Gengis Khan dan pasukannya yang mencari raja suku tikrit dan menangkap dua Hulubalang anak buah raja suku tikrit tersebut. Kedua Hulubalang itu dipukuli dan dihardik oleh Sang Khan Agung Dengis. Kedua hulubalang itu dihardik sebagai anjing dan akan dipenggal kepalanya jika tidak memberitahu keberadaan sang raja. Namun, Sesakit apapun siksaan yang diterima oleh keduanya, Mereka tetap enggan untuk memberitahu keberadaan sang raja. Amarah Sang Khan Agung Gengis Khan semakin mencuat, Hingga ia turun tangan dan memerintahkan panglima perang mencabut pedang yang siap memenggal kedua hulubalang tersebut. Dalam posisi lemah tidak berdaya, Hulubalang secara tersendat berbicara yang membuat penasaran Sang Khan Agung Gengis seketika. Sang Khan Agung Gengis mengira sang hulubalang yang disebutnya anjing itu akan mengatakan keberadaan rajanya, ternyata tidak. Hulubalang justru melontarkan ucapan bahwa mereka tidak akan pernah berdusta. Mereka mengakui tahu dimana keberadaan rajanya, Karena memang yang menyembunyikan rajanya adalah mereka, Tapi mereka tetap berjanji tidak akan pernah membukanya, Kewajiban mereka membela dan menyelamatkan serta menjaga sang raja. Karena bagi mereka seekor anjing yang setia jauh lebih mulia dan berharga serta bernilai daripada manusia yang tidak setia. Setelah itu mereka rela menjadi korban ketimbang menuruti permintaan yang mencerca dan menyakininya. Sebab, dalam tradisi mereka kehormatan tertinggi mati untuk junjunganya, walau mereka disiksa, dicerca sebagai anjing dan dibunuh tapi nyawa mereka ke nirwana bagaikan dewa. Detik itu juga Gengis kham terdiam, lalu tertunduk, sambil berkata “Lepaskan ikatan dua anjing tikrit ini, karena dari mulutnya telah keluar mutiara yang sangat berharga untuk kalian semua. Ketahuilah para perajurit dan panglima, Suku Mongol dari padang gurun Mongolia yang menguasai dunia yang disebut semua musuh kita dengan gemetar dan ketakutan mengatakan kita sebagai anjing mongol yang biadab, Tidak apa-apa !, Kita terima dengan bangga !. Karena kitalah Anjing yang menguasai dunia, Sekawanan anjing gurun pasir yang telah menguasai separuh dunia mulai dari samudera hindia sampai laut Kaspia. Kita tidak seperti mereka yang merasa sebagai manusia mulia tapi sangat hina dan rendah dalam prilaku, Lebih rendah dari anjing kurap, karena mereka telah mengisi kehinaan hidupnya dengan menjadikan pengkhianatan dan ketidaksetiaan sebagai kebanggaannya, Karena itu mereka hanya menjulurkan lidah yang menetes dan menggonggong melihat kemuliaan kita. Kitalah anjing yang disembah manusia biadab, Para manusia pengkhianat. Karena kita memegang kemuliaan manusia yang mulia yaitu setia. Kedua hulubalang yang kita sebut anjing ini telah memakai dn memegang kemuliaan kita”

Maka Gengis khan memerintahkan hulubalang itu untuk pergi ketempat persembunyian raja suku tikrit. Ia berpesan kepada kedua hulubalang tersebut untuk menyampaikan undangan agar mereka menghadap dan akan menetapkan kembali kedudukannya sebagai raja. Gengis khan menyebutkan bahwa ia memerlukan contoh keberanian dan kesetiaan, karena dengan itu ia mampu menaklukkan dunia dan menggilas manusia-manusia culas, berjiwa lebih kotor dan hina dari anjing, karena manusia manusia culas, penghianat, bermuka dua ini lah yang akan menjadi penghancur segala kemuliaaan dan kemaharajaannya. Dan ia tidak butuh manusia bedebah yang lebih kotor dan hina daripada anjing yaitu para penghianat yang menggadaikan kesetiaannya dengan seribu alasan pecundang yang hina (Teriak Gengis Khan sembari memandang ke langit biru). Sang khan agung melanjutkan “Camkan itu wahai para panglima, hulubalang dan perajurit-perajuritku, kemuliaan kita adalah setia, mari kita ikrarkan kesetiaan ini sebagai suatu nafas hidup kita, karena disanalah letak sebuah kehormatan. Kesetiaan adalah suatu hal yang memang mudah diucapkan tapi sangat sulit menjalankannya, karena setiap kesetiaan akan menghadapi ujian dan yang bisa melewati ujian hanya kesatria perkasa dan para pahlawan yang rela berkorban untuk kejayaan dan kemuliaan kerajaannya, Camkan Itu !”.

Seperti yang kita ketahui, Bahwa manusia dan binatang (red. Manusia VS Anjing) sama-sama makhluk ciptaan tuhan yang memiliki peran masing-masing. Siapa yang memerankan dirinya dengan benar maka dia berhak mendapat kemuliaan. Jika mencermati dengan baik penjelasan dalam tulisan ini, Maka tidak ada guna wujud manusia namun mempunyai sifat dan prilaku seperti binatang. Karena tidk bisa mengambil salah satu peran kemuliaan daripada manusia. Salah satu sifat yang mulia pada manusia adalah setia dan tidak berhianat. Tidak ada harganya manusia yang berhianat dan tidak setia, Karena ternyata seorang penghianat dengan dalih apapun tetap akan lebih hina daripada seekor anjing. Anjing sekalipun binatang tapi setia oleh karena itulah ia masih bisa berharga dan dipercaya oleh sesama anjing apalagi oleh manusia. Akantetapi fatalnya, Manusia yang berkarakter pengkhianat tetap lebih rendah dari seekor anjing karena untuk seorang pengkhianat dia tidak menyandang secuilpun kemuliaan. Sehingga menempatkan dirinya pada posisi sosok manusia yang tidak berharga.

Maka dari itu, Bagi siapapun yang memiliki sifat pengkhianat, Tetap akan selalu berkhianat karena karakternya penghianat adalah selalu dan akan selalu berkhianat. Kendati demikian, Jangankan manusia, Anjing-pun tidak akan menghargai seorang penghianat, Pasalnya wujud dari sebuah pengkhianatan adalah dalam bentuk perkataan dan tindakan. Melalui perkataan dan tindakan ia akan menggencarkan berbagai macam upaya salah satunya ialah mengagitas dan mempropaganda orang-orang sekitar agar satu pemikiran dengannya, Namun hal ini akan mentah dimata manusia-manusia yang berfikir dan berakal. Hati-hati dengan pengkhianat jangan telan mentah-mentah virus pengkhianatannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *