LAMPUNG TENGAH (MDSnews) – Tagline Unggul dalam Prestasi dilandasi Iman dan Taqwa (Imtaq) yang diusung sebagai visi oleh Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kotagajah, nampaknya benar-benar terwujud.
Buktinya, Sekolah lanjutan tingkat pertama yang terletak di Jln Sri Rahayu nomor 17 Kecamatan Kotagajah Timur Kabupaten Lampung Tengah itu tak henti-hentinya memboyong sejumlah prestasi dan penghargaan.
Kepala SMPN 2 Kotagajah, Hotan Sihaloho S.Pd., diwakili Wakil Kepala bidang kurikulum, Agus Junaidi mengungkapkan hal itu kepada wartawan media ini, Rabu (20/3/2019).
“Pernah meraih Juara 1 Tingkat Nasional Lomba Tari Tradisional Galuh dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional ( FLS2N) pada tahun 2015,” ungkap Agus seraya memperlihatkan sejumlah piala.
Tak ayal, prestasi-prestasi tingkat Provinsi dan Kabupaten pun berhasil diraih dengan gemilang. Diantaranya Juara 1 lomba Cepat Tepat Pramuka, Juara 1 lomba Semaphore, Juara 1 Lomba Peraturan Baris-Berbaris (PBB), dan banyak lagi sejumlah trophy yang lainnya.
Berdasarkan data, sekolah yang berdiri sejak tahun 1968 itu memiliki fasilitas ruang belajar sebanyak 30 kelas dengan jumlah peserta didik 940 siswa. Sementara jumlah tenaga pendidik sebanyak 58 guru yang berstatus PNS dan 2 guru honorer, dengan menyandang tingkat akreditasi A, dan menggunakan kurikulum 2013 serta menerapkan sistem zonasi sekolah.
Saat disinggung terkait persiapan menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dirinya mengakui masih adanya kekurangan dalam hal ketersediaan jumlah komputer.
“UNBK yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 25 April 2019 mendatang akan diikuti 307 siswa SMPN 2 Kotagajah. Karena fasilitas komputer kita kurang, maka kita siasati nantinya ujian dibagi menjadi 3 sesi,” kata Agus.
Oleh karena itu, pihaknya berharap kepada Pemerintah agar dapat memberikan bantuan guna mencukupi fasilitas sekolah demi kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM) dan proses menghadapi Ujian Nasional.
Selain itu, masih kata Agus, hingga saat ini SMPN 2 Kotagajah belum memiliki ruang laboratorium, sehingga dalam praktikum siswa masih menggunakan ruang kelas. “Saya berharap agar pemerintah bisa membantu ruang lab, selama ini kita hanya menggunakan ruang kelas,” harapnya. (Ari)