Tanggamus ( MDSnews)—Acara adat Pangan Balak yang merupakan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Tanggamus ke 22 yang digelar jajaran Pemkab Tanggamus, di kawasan ruang terbuka hijau Taman Kota Soekarno Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Kamis (21/3/19).
Rangkaian acara Pangan Balak yang dihadiri Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke 23, SPDB Pangeran Edward Syah Pernong itu merupakan simbol kebersamaan masyarakat Lampung Pesisir.
Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke 23, SPDB Pangeran Edward Syah Pernong beserta rombongan tiba di acara Pangan Balak mengenakan pakaian adat kerajaan Lampung lengkap, serta simbol-simbol kebesaran Sai Batin/Sultan dan diiringi dengan oleh tarian pencak silat dan alat musik tradisional khas Lampung. Dikawal Wakil Panglima Pengitokh Alam Tanggamus Mirza, Wakil Panglima Pengitokh Alam Pringsewu Elvin serta Panglima Pengitokh Alam Wilayah Alif Jaya.

Dalam sambutannya, Bupati Tanggamus menyampaikan selamat datang atas kehadiran SPDB Edward Syah Pernong. Dia menerangkan Pangan Balak merupakan salah satu dari budaya yang ditinggalkan oleh leluhur masayarakat Lampung. Sehingga harus dilestarikan dan dijadikan agenda rutin untuk digelar setiap tahun. “Kami berkomitmen akan melaksanakan acara Pangan Balak pada setiap perayaan HUT Kabupaten Tanggamus,”ucapnya.
Jika dimaknai secara harfiah, Pangan Balak berarti makan besar secara bersama-sama. Namun sebenarnya makna luas yang terkandung dalam acara adat ini. Kebersamaan seperti ini harus terus kita jaga bersama, melalui HUT Kabupaten Tanggamus menjadi sarana mempromosikan indahnya adat istiadat Lampung.
Sementara SPDB Edward Syah Pernong dalam sambutannya memberikan apresiasi atas inisiatif Bupati Tanggamus menyelenggarakan acara Pangan Balak. Ini membuktikan jika kebijakan pemerintahan saat ini sangat memperhatikan kearifan lokal. Sebagai pemimpin yang baik memang hal itu tidak dapat dipisahkan guna menunjukan kecintaan kepada masyarakatnya. “Kami sangat hargai keinginan Bupati Tanggamus untuk memberikan nilai kearifan lokal pada acara hari jadi Pemkab Tanggamus,” ujar Pun.
Semoga, lanjutnya, kegiatan merupakan awal yang baik dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Bupati Tanggamus Dewi Handajani.
Tanggamus hingga ke pesisir Lampung bagian selatan tidak terpisahkan dengan perjalanan kerajaan Skala Bhkak. Kedekatan antara Sai Batin dan Penyimbang dalam menjaga ketentraman masyarakat, nilai budaya Tanggamus patut dijadikan contoh. “Saya harap hal ini dapat dijaga sampai di masa yang akan datang. Kita sepakat untuk mengikuti dan mendukung semua kebijakan Bupati dalam membangun Tanggamus,”Papar Pun.

Semestinya acara Pangan Balak ini seharusnya berjalan sakral dan tertib. Tapi apa yang terjadi, acaranya terkesan amburadul,
para peserta Pangan Balak dari organisasi perangkat daerah (OPD) dan utusan 20 kecamatan se Kabupaten Tanggamus justru sudah dahulu memulai makan, padahal Bupati, Wakil Bupati, Pejabat Foropimda masih mengikuti prosesi kegiatan berupa pembagian hadiah lomba, dan menunggu kedatangan Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke 23, SPDB Pangeran Edward Syah Pernong beserta rombongan.
Ketika Bupati Dewi Handajani dan Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke 23, SPDB Pangeran Edward Syah Pernong memberikan sambutan, ratusan peserta yang berada di dua tarub besar sudah meninggalkan lokasi, bahkan talam-talam dan alat pangan sudah dibereskan.
Seperti yang diutarakan Kepala Kantor Kesbangpol Tanggamus, Ajpani mengatakan tradisi pangan hingga kini terus dilestarikan oleh masyarakat Lampung pesisir dalam setiap upacara adat Nayuh digelar. Nayuh sendiri merupakan pesta adat suku Lampung pesisir yang dilaksanakan saat pernikahan maupun sunatan, dan akon muakhi.
Dimana pangan ini merupakan simbol kebersamaan masyarakat Lampung pesisir. Semua makanan dibagi sama rata. Semua warga yang hadir harus mengikuti tradisi pangan. Termasuk tamu-tamu undangan yang hadir pun biasanya turut diajak mengikuti pangan.
Dimana tampak hadiri Bupati Tanggamus, Dewi Handajani, Wakil Bupati, AM Syafi’i, anggota DPR RI dari fraksi PDIP, Sudin, Ketua DPRD Tanggamus, Heri Agus Setiawan, mantan Bupati Tanggamus, Bambang Kurniawan, para pejabat Forkopimda, dan pemuka adat Saibatin.
Reporter. Nanda Trijaya.
Editor Bulloh