Petani Keluhkan Penurunan Hasil Panen, Ini Penyebabnya

Lampung Barat

LAMPUNG BARAT (MDSnews) – Hasil panen padi dipekon sukarame kecamatan belalau lampung barat periode ini jika dibandingkan dengan hasil panen sebelumnya mengalami penurunan. Penyebab turunnya hasil panen di klaim petani karena beberapa faktor, khususnya masalah pupuk.

 

Hasil pantauan medinaslampungnews.co.id di lokasi, dari 1/4 ha lahan sawah yang ditanami padi yang biasanya menghasilkan 1.2 ton beras periode ini hanya mengasilkan 7 kwintal saja.

 

Mukarom, salah satu warga pemilik lahan padi sawah menyebutkan, akhir bulan maret tahun ini sebagian petani sudah memasuki masa panen, namun, padi varietas Ciherang dengan masa tanam selama 90 hari mengalami penyusutan hasil dibanding masa tanam sebelumnya.

 

“Penyebab turunnya hasil panen kali ini bukan karena kelalaian atau proses tanam yang kurang baik. Kurangnya pemberian pupuk merupakan penyebab utama minimnya hasil panen, pupuk non subsidi memang selalu ada, tapi harga yang mahal membuat sebagian petani tidak mampu untuk membeli, terlebih di waktu sekarang perekonomian petani yang sedang sulit,” keluh Mukarom, Senin (01/04/2019).

Namun disamping itu faktor cuaca yang cukup ekstrim dengan curah hujan yang tinggi saat fase padi mengisi juga menjadi salah satu penyebab kurangnya hasil panen, cuaca ekstrim membuat hama tanaman padi kebal terhadap racun atau insektisida.

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura lambar Antoni Zakaria, ST, menjelaskan, bantuan pupuk subsidi hanya di peruntukkan bagi anggota kelompok tani yang memang sudah terdata di dinas.

“Harus tergabung dalam kelompok tani baru bisa kita berikan pupuk subsidi. Saran kami petani yang belum ada kelompok segera membentuk dan ajukan di dinas, agar kejadian gagal panen karena ketiadaan pupuk tidak terulang lagi,” imbau Antoni.

Di akui Antoni, cuaca ekstrim juga sering kali menjadi penyebab petani gagal panen. “Cuaca tidak bisa kita prediksi, maka itu petani harus bisa mensiasati itu. Misalnya pemberian obat-obatan sebelum datang masa cuaca ekstrim, perawatan tanaman sejak masa pembibitan, penanaman hingga saat sebelum panen. Karena hama bisa kapan saja menyerang tanaman.” tutupnya. (Hendriyadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *