BANDARLAMPUNG (MDSnews) – Terkait pengerjaan Infrastruktur jalan onderlagh di Desa Kemalo Abung, Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara (Lampura) terkesan asal jadi. Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung akan melakukan telaah dan klarifikasi mengenai kasus tersebut. Hal itu diungkapkan
Asisten Pidana Khusus (Kejati) Lampung, Andi Suharlis, Minggu (7/4).
Andi menyatakan pihak Kejati Lampung akan menerintahkan Kejaksaan Negeri (Kejari) Lampung Utara untuk melakukan telaahan dan klarifikasi sekaligus cek fisik terkait adanya info dugaan penyimpangan pembangunan jalan tersebut. “Iya Kejati Lampung akan meminta Kejari Lampura segara untuk melakukan cek fisik terkait adanya dugaan penyimpangan itu,” tuturnya.
Diketahui, alokasi Dana Desa (DD) tahun anggaran 2018 bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) yang menelan Rp 453.673.000 itu tampaknya dikerjakan tidak sesuai gambar dan RAB (Rencana Anggaran Belanja).
Kepala Desa Kemalo Abung, Supriono, saat dikonfirmasi terkait pekerjaan tersebut, justru terkesan buang badan, bahkan dengan nada tinggi menolak untuk dikonfirmasi.
“Mau apa?! Saya sibuk! nanti atau besok besok aja kalau mau ketemu saya,” ketusnya sembari meninggalkan awak media menuju mobilnya, Rabu (3/4/2019).
Sebelumnya, berdasarkan data yang terhimpun, Desa Kemalo Abung mendapatkan kucuran Dana Desa (DD) dari Pemerintah hampir 1 Miliar. Kemudian, dana tersebut dialokasikan menjadi 7 item pekerjaan.
Diantaranya, dialokasikan untuk prasarana umum seperti renovasi ringan gedung Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang terdapat di Dusun 2 sebanyak 1 unit, pembangunan sumur bor sebanyak 4 titik, pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK), pembangunan 4 gorong-gorong, kemudian yang terakhir Jalan Onderlag sepanjang 2.084 M, dengan Lebar 2.5 M dengan pagu anggaran Rp 453.673.000.
Pengamatan wartawan Medinas Lampung dilapangan, terlihat komposisi material yang digunakan untuk pembangunan Onderlagh tidak sesuai spek.
Terbukti, jalan tersebut menggunakan batu yang berukuran 5/10 yang seharusnya menggunakan ukuran batu 10/15, tidak hanya itu batu pengunci dan landasan pasirpun sama sekali tidak terpasang.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan salah satu warga setempat. “Batu yang dipakai kecil-kecil pak, kami selaku pengguna jalan ini (Onderlagh) tidak bertahan lama, terus pasangan batunya juga tidak ada yang berdiri semuanya tidur pak,” keluh salah satu warga setempat yang mewanti-wanti namanya tak disebut, Selasa, Kemarin.
Diketahui, pembangunan jalan Onderlag yang menelan anggaran hampir setengah Miliar itu tersebar di 4 dusun, namun banyak pihak menyatakan prihatin dengan pelaksanaannya yang terkesan amburadul. (YN/TK)