WayKanan (MDSnews) – Bupati WayKanan Raden Adipati Surya menyambut baik dan mengapresiasi rangkaian Hari Lingkungan Hidup Tingkat Kabupaten Way Kanan Tahun 2019 ini dengan kegiatan bersih-bersih lingkungan dan grebeg kantong plastik, dipasar KM 02 Balambangan Umpu. Jumat (28/6/19).
Dalam kegitatan tersebut Adipati bersama-sama melaksanakan kegiatan grebeg bersih sampah di pasar, grebeg kantong belanja plastik dan pembersihan sampah dan gulma di Jalan Jenderal Sudirman.
“Dari kegiatan kita pada hari ini yang terpenting adalah masing-masing kita mulai menyadari akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari rumah kita dan lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja kita,
Terlebih telah diraihnya Anugerah Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia yang merupakan pencapaian yang luar biasa dan membanggakan atas ikhtiar kita bersama dalam pengelolaan lingkungan perkotaan, dan menjadi tanggungjawab kita bersama untuk mempertahankan penghargaan tersebut dengan memiliki kepedulian untuk menjaga kebersihan lingkungan,”ujar Adipati.
“Pemerintah Daerah dalam hal ini sebagai inisiator mengajak para aktor utama pada kegiatan ini, yaitu masyarakat, aktivis, komunitas, aparat pemerintah, pihak swasta maupun LSM dibidang lingkungan, hingga tokoh-tokoh yang peduli pada sampah dan lingkungan untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai.
Kilas balik 14 tahun lalu atau tepatnya tanggal 21 Februari 2005 terjadi tragedi longsornya timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Leuwi Gajah, Cimahi, Bandung, Jawa Barat yang diduga karena curah hujan yang sangat tinggi, serta ledakan gas metana (CH4) yang terperangkap dalam timbunan sampah. Longsornya 2,7 juta meter kubik sampah itu, kemudian menimpa permukiman yang berada di bawah TPA tersebut. Lebih dari 147 jiwa terkubur hidup-hidup dan dua kampung adat hilang dari peta karena tertimbun sampah. Sebuah peristiwa bencana yang belum pernah terjadi di belahan dunia manapun.
Selanjutnya, ada beberapa bahaya khusus sampah plastik bagi kelangsungan kehidupan,memicu perubahan iklim mulai dari proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang tinggi, sehingga berkontribusi terhadap perubahan kondisi iklim bumi semakin memanas.
Kantong plastik yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan tersumbatnya selokan, termakan oleh hewan dan rusaknya ekosistem di sungai dan laut.
Kantong plastik yang dibakar bisa menyebabkan pencemaran udara dan gangguan pernapasan. Selain itu, kantong plastik yang digunakan sebagai wadah makanan berpotensi mengganggu kesehatan manusia.
Kantong plastik (dan jenis plastik lainnya) sulit terurai di tanah karena rantai karbonnya yang panjang sulit diurai oleh mikroorganisme. Kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian.
Produksi sampah plastik memang sulit dihentikan, namun sangat mungkin untuk dikurangi terutama dengan mengubah kebiasaan kecil di rumah. Ada beberapa yang dapat kita lakukan.
Mereduksi sampah plastik dengan menerapkan metode reuse. Kantong plastik yang didapatkan dari pasar atau toko swalayan sebaiknya tidak langsung dibuang dan dapat digunakan kemudian hari.
menghindari membeli barang-barang dalam kemasan sachet, membiasakan diri untuk mengurangi konsumsi makanan yang kemasannya dalam bentuk plastik, dan memakai dispenser air minum sehingga bisa digunakan berkali-kali.
Menolak penggunaan kantong plastik dikenal dengan istilah refuse. Bawa selalu tas kanvas ke mana pun pergi sehingga tidak perlu lagi membungkus belanjaan dengan kantong plastik,dan ada beberpa cara pengurang sampah,”ujarnya.
Pemerintah Daerah dalam hal ini sebagai inisiator mengajak para aktor utama pada kegiatan ini, yaitu masyarakat, aktivis, komunitas, aparat pemerintah, pihak swasta maupun LSM dibidang lingkungan, hingga tokoh-tokoh yang peduli pada sampah dan lingkungan untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai,”pungkas Adipati.