LAMPUNG BARAT (MDSnews) – Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Lambar, menerima kunjungan Komisi II DPRD Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), dalam rangka menggelar study banding ke Kabupaten Lampung Barat, kunjungan tersebut disambut oleh Kepala Bidang (Kabid), Tanaman Pangan, Cik Agus, Senin (05/08/19).
Kunjungan tersebut dengan tujuan untuk mempelajari terkait dengan budidaya tanaman hortikultura yang menjadi komoditas yang dihasilkan sebagian petani di wilayah di Lambar, rombongan tersebut antara lain yakni, Wakil Ketua I DPRD Oku Timur Ir. Hj. Juniah, MP., bersama delapan anggota Komisi II, Actor, SP., Edi Kurniansyah,SH., Syamsudin, SE., Apri Santoso, A.Md., Darwis, SE., Niel Tristiati Inan, SE., Iwan Naboruri, SH.,M.Si., kemudian Sekretaris Dewan (Sekwan) Drs. H. Sepala Hamdani, M.M ., dan tiga orang pendamping dari sekretariat.
Wakil Ketua I DPRD Oku Timur Juniah mengatakan, kunjungan komisi II ke Lambar yakni ingin mempelajari terkait dengan budidaya tanaman hortikultura, untuk nantinya hasil study banding, menjadi bahan masukan kepada pihak eksekutif di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Way Kanan tersebut.
“Kami datang ke sini untuk menimba ilmu, karena Lambar ini dikenal dengan sayur-mayur juga, bahkan hasil sayur-mayur dari Lambar sudah sampai ke OKU Timur dan daerah lainnya. Sehingga nantinya bagaimana hasil study ke Lambar ini akan kami sampaikan ke pemerintah daerah untuk jadi bahan masukan, mengingat OKU Timur juga potensial untuk pengembangan hortikultura, seperti cabai, dan juga yang menarik bagi kami terkait budidaya tanaman alpukat,” ujarnya.
Sementara Sekwan OKU Timur Sepala Hamdani menambahkan, hasil produksi tanaman tanaman pangan di OKU Timur setiap tahunnya berkisar 1000 ton gabah kering giling (GKG), dengan potensi lahan yang tersedia maka memungkinkan untuk dilakukan pengembangan hortikultura.
“Daerah kami menghasilkan 1000 ton Gabah setiap tahun, dan kalau dipaksakan untuk tetap ditanami tanaman pangan tiga tahun sekali, maka lahan persawahan seperti dipaksa, karena itu melalui study banding ini, bagaimana kami mendapatkan ilmu dan bisa menjadi masukan ke pemerintah daerah bagaimana memutuskan mata rantai hama dengan diselingi dengan penanaman hortikultura untuk mengisi salah satu jadwal musim tanam,” kata dia.
Menurutnya, luas lahan yang cocok untuk pengembangan hortikultura di OKU Timur berkisar 80 persen dari luas lahan yang biasa ditanami tanaman pangan. Sementara untuk jenis tanaman yang akan dipelajari tidak hanya cabai dan alpukat, melainkan jenis hortikultura lainnya.
Dilain pihak, Cik Agus menyampaikan terimakasih dan rasa bangga atas kunjungan tersebut,karena ternyata tanaman pangan dan hortikultura lampung barat dikenal di daerah lain seperti halnya OKU sumatera selatan. bahkan setelah di jelaskan apa yang menjadi unggulan dan yang sedang dikembangkan di Lambar,seperti kopi luwak dan alpukat, ternyata menarik perhatian mereka, dan mereka ingin mempelajari lebih dalam.
“Saya jelaskan bahwa di lampung barat sudah ada 16 perusahaan kopi luwak yang sudah berjalan, bahkan produknya sudah sampai ke pulau jawa, dan sekarang juga sedang mengembangkan bibit alpukat unggul, yang buahnya bisa mencapai 1 kilo per buah, bibit tersebut sudah berumur 6 bulan yang nantinya akan diberi nama hak paten, karena bibit tersebut adalah hasil pembibitan penduduk dan pemerintah setempat, dan itu semua membuat mereka tertarik untuk mempelajari lebih lanjut,” pungkasnya (Hendri).