Tulang Bawang Barat (MDSnews) – Sebanyak 300 orang neniman dari berbagai latar Budaya Daerah yang akan disuguhkan oleh Pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Lampung, pada even Festival Tubaba 2019 dengan mengusung tema “Dari Masa Depan”
Diketahui Kegiatan yang akan melibatkan 300 orang seniman, dengan konsep sebuah metafor tentang visi sebuah kota dari generasi muda yang dipusatkan di empat ikon wisata Kabupaten Tubaba, yang akan diselenggarakan pada kamis 29 hingga 31 Agustus 2019.
Dikatakan Bupati Tubaba Umar Ahmad, SP kepada SKH medinaslampung pada Selasa (27/08/2019) bahwa kegiatan Festival tersebut merupakan konsistensi Pemkab Tubaba sejak tahun 2016, yang secara kontinyu tengah menggelar program pelatihan kesenian untuk warga.
“Kita laksanakan di calon Kota Uluan Nughik yakni di Rumah Baduy dan Rumah Tari, lalu di Patung Empat Marga, dan Sesat Agung Bumi Gayo Ragem Sai Mangi Wawai. Dan untuk peserta yang aktif pada umumnya adalah pelajar usia 7 hingga 17 tahun, meliputi sastra, teater, seni rupa, tari dan tahun ini adalah film. Program ini diturunkan dari filosofi Tubaba “Nemen, Nedes dan Nerimo” (Nenemo) yang berarti bekerja keras, konsisten dan ikhlas,” kata Bupati
Lanjutnya, Selain penampilan dan pameran kesenian, pada festival Tubaba 2019 mempunyai konten yang bisa dibilang sangat berbeda dari sebelumnya.
“Kenapa harus lebih berbeda karena kali ini kita juga akan launching “Kopi Tubaba”, jadi anggapan selama ini Tubaba tidak memiliki produk kopi yang bisa dinikmati itu keliru, ternyata kopi di Tubaba itu banyak tumbuh di pekarangan rumah warga Tubaba, dan memiliki rasa yang cukup nikmat, makanya kita kenalkan juga bahwa Tubaba juga punya kopi nikmat” cetusnya
Umar Ahmad berharap, setalah Launching Kopi Tubaba, warga Tubaba bisa memproduksi kopi dari pekarangan rumahnya sendiri, sehingga kopi Tubaba memiliki nilai khas tersendiri.
Ditempat terpisah Direktur Festival Tubaba 2019, Semi Ikra Anggara menerangkan, di dalam seni rupa berbagai tematik dan teknik akan terurai dalam setiap karya rupa yang ditampilkan.
Menurut Semi, 6 grup teater yang meskipun masih menggunakan naskah-naskah lama akan tapi terus dicoba untuk ditafsirkan oleh pikiran yang milenial, sedangkan untuk seni musik mencoba memainkan elemen pentatonik dan diatonik mewujudkan musik kolaboratif.
“Dalam pementasan tari Nenemo akan menampilkan 75 penari untuk menebalkan filosofi “Nenemo” sebagai visi masa depan Tubaba, tentu akan menampilkan kesenian dari generasi muda, bukan berarti melupakan kesenian yang telah lama tumbuh di masyarakat. Selain itu juga akan kita tampilkan gitar klasik Lampung, Kulintang, Dzikir Lampung, Ngediao atau Bebandung, Reog, Jaipong dan Baleganjur, semua kita kolaborasikan dalam Festival Tubaba 2019 ” Tukasnya.(Tbb-sapriyadi)