Pemkot Bandarlampung Bersama Unsur Terkait Menyiapkan Strategi Untuk Mengatasi Bencana

Bandar Lampung

BANDARLAMPUNG (MDSnews) – Walikota Bandarlampung Herman HN
menghadiri Rapat Koordinasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Mapolresta Bandarlampung, Selasa (8/10).

Rapat yang dipimpin langsung Kapolresta Bandarlampung Kombes Pol Wirdo Nefisco ini juga dihadiri Dandim 0410/KBL Kolonel Inf Romas Herlandes, Kepala Kejari Yusna Adia, Kepala BPBD Syamsul Rahman, Kepala Polisi Kehutanan Raya, Kepala BMKG Andi C, Sekretaris Diskominfo Ahmad Nurizki.

Pemerintah Kota bersama unsur terkait telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi bencana kemarau serta memasuki musim hujan mendatang.

Dengan langkah tersebut dibentuklah sebuah tim gabungan dari Pemerintah Kota Bandarlampung, Polri dan TNI serta Forkopimda setempat, dalam Rapat Kordinasi Antisipasi Karhutla dan Pemukiman Warga saat kemarau.

Walikota Bandarlampung Herman HN mengatakan, mesti di Bandarlampung tidak memiliki hutan yang berpotensi terbakar namun pemerintah tetap mengantisipasi musim kemarau dengan banyaknya kebakaran lahan dan pemukiman warga.

“Kita nggak punya hutan hanya semak belukar yang masih bisa diatasi, nggak ada masalah. Kita sudah jalin kerjasama dari Pemkot dengan Polresta dan Kodim berserta jajatan pemerintah, semua jalan termasuk BPBD dan PUPR,” jelas Herman HN.

Sementara Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung, Samsul Rahman menjelaskan, koordinasi antar pemerintahan beserta unsur terkait lainnya sudah dilakukan sejak memasuki musim kemarau.

“Kalau koordinasinya udah lama, rapat ini membahas peningkatan kerjasama kedepannya. Yang mana, usai musim kemarau ini akan memasuki musim hujan jadi kita harus tetap siaga,”  ungkap Samsul.

Pasalnya, diantara kedua musim ini banyak kejadian bencana yang tak lain bukan hanya karena alam namun juga ulah manusia seperti halnya kebakaran dan banjir.

“Kita setiap hari kordinasi terus, ada kejadian apa TNI dan Polri turun terus bersama BPBD. Nggak siang nggak malam,” ungkap Samsul

Sebab, lanjutnya, berdasarkan data dari BMKG puncak musim kemarau pada bulan September lalu. Sehingga Oktober sudah memasuki hujan, namun rutinitas hujan terjadi di Bulan November mendatang.

“Oktober sudah hujan, tapi belum rutin. Nanti puncak curah hujan November,” kata dia lagi.

Sehingga saat ini, Pemerintah Kota Bandarlampung bersama BPBD melakukan langkah antisipasi di 20 Kecamatan untuk menjaga lingkungan mendapi curah hujan mendatang.

“Antisipasi kebawanya bagaimana nanti kita akan mengajak RT lurah untuk menjaga lingkungan terutama sungai dari sampah. Melalui camat kita himbau supaya sampah dipinggir sungai harus diatasi,” pungkasnya.

Dandim mengatakan berdasarkan data dari BMKG, kasus karhutla di Bandarlampung memang sangat minim, namun bukan berarti kondisi tersebut membuat terlena.

“Karena kebakaran bukan hanya masalah kebakaran saja, akan tetapi asapnya yang akan mengganggu aktivitas baik nasional maupun internasional” ujar Dandim.

Romas menuturkan, karhutla jangan hanya cara mengatasi bencana alam tersebut akan tetapi tindakan pencegahan merupakan yang lebih penting.

“Meminta agar pihak terkait agar memberikan sistem shock therapy bagi pemilik lahan sehingga pemilik lahan lebih bertanggungjawab” Tutup Dandim. (NUY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *