Pengerjaan Amburadul, PAMSIMAS Desa Pesawaran Asal Jadi

HOME HUKUM & KRIMINAL Pesawaran TERBARU

PESAWARAN (MDSnews)- Pengerjaan Program Air Bersih dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang ada di Desa Pesawaran, Kecamatan Kedondong diduga dikerjakan secara akal-akalan. Sebab, dalam praktiknya Pamsimas tersebut tidak menggunakan mata air sebagai sumbernya, melainkan menggunakan aliran sungai yang ada di desa setempat.

Hal tersebut disampaikan, Nurhidayat salah seorang warga sekitar, Rabu (29/1). “Ya memang Pamsimas itu bukan dari mata air sumbernya, tapi dari aliran sungai,” ucap Dayat sapaan akrabnya.

Dayat menduga, Pamsimas yang terletak di Dusun Pesawaran Induk dengan nilai anggaran lebih dari 300 juta rupiah tersebut dikerjakan secara asal-asalan, yang sangat jauh dari standar yang ditetapkan dalam pembangunan Pamsimas.

“Jadi di pinggir sungai itu mereka buat semacam bak, nah bak itu lah yang dijadikan tempat penampungan air sungai, yang seolah-olah itu mata air menurut mereka. Iya ini akal-akalan mereka aja, kita gak tau maksud dibalik itu apa, yang pasti yang namanya Pamsimas itu ya harus pakai mata air, harus dibor,” tambahnya.

Dayat juga mengatakan, selain persoalan sumber air, masih banyak permasalahan yang terjadi dalam proses pengerjaan Pamsimas tersebut, diantaranya penggunaan pipa yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan juga ukuran, serta banyaknya pipa yang dibiarkan tergeletak di atas tanah tanpa ditanam.

“Belum lagi masalah pipa, karena kan mestinya pipa Pamsimas itu ukurannya tiga inchi, tapi justru yang pakai cuma ukuran satu sama dua inchi aja, yang tiga inchi cuma sedikit aja, belum lagi pipa-pipa itu gak ditanam dibawah tanah,” kata dia.

Selain itu, Dayat juga menyesalkan penunjukan ketua Pamsimas yang berasal dari aparatur desa setempat, karena menurutnya, Pamsimas haruslah dikerjakan secara swakelola dari masyarakat, tanpa campur tangan dari pemerintah desa.

“Ini kan ketua Pamsimasnya Sekdes, kan sudah benar, diaturannya tidak diperbolehkan, sebab mestinya Pamsimas itu swakelola dari masyarakat, pemerintah desa itu cuma mengawasi saja,” tutup dia.

Sementara itu, Ketua Pamsimas, Anton membantah tudingan yang sampaikan kepada dirinya, ia mengatakan pengerjaan Pamsimas tersebut telah sesuai dengan spesifikasi dan juga aturan yang berlaku. “Enggak bener itu mas kalo Pamsimas sumbernya dari air sungai, kalo gak percaya silahkan cek sendiri aja,” jawab dia.

Terkait status dirinya sebagai sekretaris desa, Anton menjelaskan hal tersebut lumrah terjadi di desa-desa lainnya. “Ya memang aturannya tidak boleh sih mas, cuma kan kalau kita liat di desa-desa lain juga kan banyak, rata-rata memang sekdes atau aparatur desa itu lah ketuanya,” pungkasnya. (Snd/Ram)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *