Pesawaran (MDSNews) – Niatan Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang ia pimpin masih tercoreng oleh ulah oknum kepala sekolah yang dengan tega melakukan dugaan pungutan liar (pungli) kepada siswanya dimasa pandemi. Ialah Hasanudin Kepala SMPN 19 Pesawaran yang diduga melakukan pungutan liar tersebut dengan dalih dana perpisahan.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan media ini, menemukan fakta, bahwa siswa diminta untuk memberikan uang sebesar 75 ribu rupiah untuk kegiatan perpisahan yang tidak jelas wujudnya.
“Anak saya tahun ini lulus, sudah bayar 75 ribu alasannya buat perpisahan, cuma kan karena korona acara gak jadi. Makanya dikembalikan uang itu cuma gak semua, cuma dibalikin 25 ribu,” ujar salah seorang wali murid, Sabtu (13/6).
Ditambahkan dirinya, berdasarkan informasi dana sisa sebesar 50 ribu tersebut digunakan untuk membeli salah satu keperluan sekolah.
“Kalau informasi yang sama dapat sih, 50 iribu itu dipakai buat beli meteran listrik,” kata dia.
“Apalagi kan sekarang lagi ramai korona, jadi penghasilan kami otomatis berkurang, tapi masih diminta buat sokongan,” tambah dia.
Terpisah, Ketua Komite SMPN 19 Pesawaran, Johan Deswanto mengungkapkan bahwa pungutan tersebut diberlakukan sebelum masa pandemi, yang rencananya akan dipergunakan untuk menggelar acara perpisahan murid kelas IX.
“Itu sebelum korona, memang biasanya tiap tahun kami menggelar acara perpisahan, kalau saya menyetujui selama untuk keperluan sekolah, dengan catatan tidak memberatkan wali murid, namun karena wabah saya rencananya akan meminta kembali uang tersebut dari Kepala sekolah,” tuturnya.
“Saya malah belum tau kalau ada pengembalian Rp.25.000,- kepada wali murid, besok coba saya tanyakan,” imbuhnya.
Sedangkan Kepala SMPN 19 Pesawaran Hasanudin tidak mengangkat telepon dan saat ditelepon kembali me-reject dengan alasan yang tidak jelas.
Seorang sumber di lingkungan SMPN 19 Pesawaran menerangkan bahwa semua uang yang berkaitan dengan sekolah dipegang oleh Kepsek.
“Bahkan kalau kita mau beli gula kopi atau bayar listrik harus minta ke Kepsek, bisa dicek sendiri mas ke sekolah, sebenarnya masih banyak fakta di kepemimpinan kepsek Hasanudin baik penggunaan dana Bos maupun kehadirannya di sekolah,” tukasnya namun meminta namanya untuk dirahasiakan.
Untuk diketahui, jumlah siswa di SMPN 19 Pesawaran berjumlah 558 orang, dan dilakukan pungutan bervariasi tergantung kelas. Jika diakumulasikan SMPN 19 Pesawaran menarik lebih dari Rp.20 juta dari wali murid dimasa wabah Corona.
Editor : virgo
Laporan : Ran/Ram