Kopi, hari ini kopi merupakan salah satu minuman yang digandrungi oleh semua kalangan. Kopi yang identik dengan pria dan tua, kini sudah menembus semua lini tak memandang usia, jenis kelamin, dan profesi. Dimana-mana banyak kedai, caffe kopi yang berdiri dan ramai dikunjungi untuk sekedar nongkrong dan menenangkan diri.
Bukan hanya karena kenikmatan konsumen peminum kopi namun juga karena nilai ekonomis bagi negara-negara yang memproduksi dan mengekspor biji kopi (seperti Indonesia). Bagi beberapa orang produk ini, dibuat dari biji tanaman kopi yang dipanggang (tanaman berbunga dari famili Rubiaceae), disebut sebagai “komoditi kedua yang paling banyak diperdagangkan secara legal” dalam sejarah manusia.
Hari Kopi adalah perayaan tahunan yang dirayakan pada tanggal yang berbeda-beda di setiap negara untuk merayakan kenikmatan minuman kopi sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap petani kopi. Hari Kopi pertama kali diperingati pada tanggal 1 Oktober 2015 oleh Organisasi Kopi Internasional di Milan.
Memperingati Hari Kopi Se-dunia ke-5 Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus mengharapkan wilayahnya (kabupaten Lampung Barat) yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung penghasil kopi Robusta mampu bersaing hingga manca negara dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Lampung Barat.
” Besar harapan Pakcik, kopi robusta Lampung Barat dapat bersaing di dunia Internasional oleh para penggiat kopi lokal maupun nasional serta UMKM yang ada di Kabupaten Lampung Barat sendiri,” katanya. Kamis (01/10/2020).
**Sejarah Kopi
Dikutip dari Wikimedia Commons Konon, tanaman kopi pertama kali ditemukan di daratan Afrika, tepatnya di daerah yang merupakan bagian dari negara Ethiopia, yaitu Abyssinia. Masyarakat Ethiopia mulai mengonsumsinya sejak abad ke-9. Pada saat itu kopi belum dikenal luas di dunia.
Biji kopi menjadi komersial setelah dibawa oleh para pedagang Arab ke Yaman pada pertengahan abad ke-15. Kopi dipopulerkan menjadi minuman oleh orang-orang muslim. Istilah kopi juga lahir dari bahasa Arab, qahwah yang berarti kekuatan.
sangat erat kaitannya dengan peradaban kaum muslim era kekhalifahan. Peradaban muslim punya pengaruh yang besar bagi perkembangan peradaban dunia, baik dalam hal sains, teknologi, budaya, seni, sastra, hingga kuliner. Budaya minum kopi adalah salah satunya.

** Kopi di Indonesia
Banyak orang menyangka kopi adalah komoditi asli Indonesia, padahal kopi bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman kopi berasal dari Ethiopia yang kemudian disebarkan oleh orang-orang Arab hingga menembus pasar Eropa dan Asia. Kopi masuk ke Indonesia pada saat masa kolonial Belanda yang menjajah dan melancarkan Sistem Tanam Paksa.
Sejarah kopi di Indonesia bermula pada tahun 1696. Pada saat itu, Belanda atas nama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) mendarat di Jawa membawa kopi dari Malabar, India. Kopi yang pertama kali dibawa itu merupakan jenis arabika.
Belanda berusaha membudidayakan tanaman kopi tersebut di Batavia, tapi gagal karena gempa dan banjir. Mereka tidak menyerah dan mendatangkan kembali bibit-bibit baru. Perkembangan budidaya yang cepat membuat Belanda membuka ladang-ladang baru di Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor, dan pulau-pulau lainnya di Hindia Belanda yang saat ini dikenal sebagai Indonesia.
Pada tahun 1700-an, kopi menjadi komoditas andalan VOC. Penjualan biji kopi dari Hindia Belanda (Indonesia) meledak hingga melebihi ekspor dari Mocha, Yaman ke beberapa negara di Eropa. Belanda pun memonopoli pasar kopi dunia pada waktu itu.
Pada saat itu, salah satu pusat produksi kopi dunia ada di Pulau Jawa. Secangkir kopi kemudian lebih populer disebut dengan cup of Java atau secangkir Jawa.
**Robusta Menggantikan Arabika
Tahun 1876, hama Karat Daun menyerang hampir seluruh perkebunan kopi di Indonesia. Belanda kemudian mendatangkan jenis kopi lain, yaitu liberika. Namun, nasibnya sama, habis diserang karat daun.
Serangan hama tidak membuat Belanda kehilangan akal. Pada tahun 1900, mereka mendatangkan jenis kopi robusta yang lebih mudah perawatannya serta lebih tahan terhadap hama. Produksinya yang sangat tinggi membuat Indonesia sempat menjadi ladang pengekspor terbesar di dunia.
Pascakemerdekaan, setelah pemerintah Hindia Belanda meninggalkan Indonesia, laju perkebunan kopi pun sedikit terhambat. Namun, berkat komitmen serta kegigihan para petani dan nasionalisasi perkebunan eks pemerintahan Hindia Belanda, akhirnya perkebunan kopi lambat laun mulai bangkit dan berkembang.
**Lampung Masuk Produsen Kopi Terbesar
Pada saat ini, perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah kira-kira 1,24 juta hektar, 933 hektar perkebunan robusta dan 307 hektar perkebunan arabika. Lebih dari 90% dari total perkebunan dibudidayakan oleh para petani skala kecil yang memiliki perkebunan relatif kecil sekitar 1-2 hektar, masing-masing. Berlawanan dengan pesaing seperti Vietnam, Indonesia tidak memiliki perkebunan kopi yang besar dan oleh karena itu menemukan lebih banyak kesulitan untuk menjaga volume produksi dan kualitas yang stabil, sehingga daya saing kopi Indonesia di pasar internasional kurang kuat.
Seperti yang telah disebutkan di atas dan mirip dengan raksasa kopi regional Vietnam, sebagian besar hasil produksi biji kopi Indonesia adalah varietas robusta yang berkualitas lebih rendah. Biji arabika yang berkualitas lebih tinggi kebanyakan diproduksi oleh negara-negara Amerika Selatan seperti Brazil, Kolombia, El Salvador dan Kosta Rika. Oleh karena itu, sebagian besar ekspor kopi Indonesia (kira-kira 80%) terdiri dari biji robusta. Ekspor kopi olahan hanyalah bagian kecil dari total ekspor kopi Indonesia.
Provinsi-provinsi yang berkontribusi paling besar untuk produksi kopi Indonesia adalah:
Robusta
- Bengkulu (Sumatra)
- Sulawesi Selatan
- Lampung (Sumatra)
Arabika
- Aceh (Sumatra)
- Sumatra Utara
Di Lampung Sendiri ada beberapa wilayah penghasil kopi yakni, Lampung Barat, Tanggamus, Waykanan dan kabupaten lainnya.
Di kabupaten Lampung Barat sendiri memiliki perkebunan kopi bervarietas robusta dengan luas lahan sekitar 53.000 hetare (ha) yang tersebar di 15 Kecamatan dengan hasil produksi mencapai 52.000 ton per tahunnya menjadikan kopi robusta Lampung Barat menjadi poros pengembangan kopi yang ada di Provinsi Lampung.
Kopi Lampung tipe Robusta yang berasal dari Lampung Barat bermutu terbaik dan yakni komoditi ekspor.
Hal ini di karenakan pohon Kopi Lampung tipe Robusta tumbuh pada habitat sebetulnya, ialah ditanam di atas ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di dukung oleh iklim bukit Lampung Barat yang dingin serta kesuburan tanah yang luar biasa.
PETANI KAYA, INDONESIA JAYA!
Selamat Hari Kopi Sedunia, 1 Oktober 2020
INDONESIA NEGERIKU, LAMPUNG BARAT KOPIKU!
(Erlan)