Jawa Timur, (MDS News) – Sebanyak 18 warga baru Makoyonarmed 12/Divif 2 Kostrad disambut dengan cara tradisi penerimaan warga baru, Jumat (20/11/2020).
18 warga beru tersebut sebelumnya melakukan lari sejauh 5 km dari kesatrian unit III (Benteng Van Den Bosch) sebagai cikal bakal satuan.
Kegiatan yang dipimpin oleh Kapten Arm Bagus Wahyuni tersebut, diikuti oleh seluruh prajurit Yonarmed 12/Divif 2 Kostrad.
Dalam arahannya, Kapten. Arm. Bagus mengatakan bahwa acara penerimaan warga baru yang kita gelar pagi ini, merupakan salah satu tradisi sebagai syarat mutlak yang wajib dipenuhi oleh seluruh warga baru sebelum sah dikukuhkan sebagai laskar Cupu Manik.
“Acara ini tidak hanya merupakan upaya satuan dalam melestarikan budaya warisan para pendahulu semata, namun tradisi ini juga sebagai wujud rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap satuan,” ungkap Kapten. Arm. Bagus melalui Pesan tertulisnya kepada Medinaslampungnews.co.id.
Dihubungi terpisah Danyonarmed 12/Divif 2 Kostrad Letkol Arm Ronald F Siwabessy menyampaikan, 18 orang warga baru yang terdiri dari 4 Bintara dan 14 Tamtama remaja yang telah selesai melaksanakan orientasi Cakra, Arjuna maupun Resimen akan bergabung di satuan yang dipimpinnya.
Adapun rangkaian tradisi bagi warga baru, diawali dengan tradisi penjemputan yang dilanjutkan dengan acara penerimaan warga baru seperti yang kita gelar pagi ini.
Setelah kegiatan ini, beber Ronald nantinya para Bintara dan Tamtama remaja baru akan di gembleng melalui orientasi satuan dalam rangka mengenalkan lingkungan dan segala tradisi yang berlaku di satuan ini.
“Kegiatan orientasi satuan ini sekaligus sebagai wahana dalam meningkatkan kemampuan serta keterampilan baik militer umum maupun kecabangan yang nantinya akan diakhiri dengan latihan puncak berupa tradisi berganda,” ungkapnya.
Menurut orang nomor satu ditubuh Yonarmed 12/Divif 2 Kostrad ini, tradisi merupakan hal yang sangat penting untuk dilestarikan.
“Inilah langkah awal dalam menanamkan nilai-nilai perjuangan, kecintaan serta kebanggaan prajurit terhadap satuan. Tradisi bukan hanya sekedar syaratsemata, melainkan akan memberikan makna mendalam bagi warga baru. Disamping sebagai pengalaman, tradisi ini merupakan media ampuh dalam membentuk karakter prajurit Angicipi Yudha yang tidak hanya disiplin dan loyal semata, melainkan ampuh, kuat dan tiada tanding,” kata lulusan Akmil tahun 2002 ini.