Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu Gelar Rembug Stunting

DAERAH HOME Kesehatan Pringsewu TERBARU

Pringsewu, (MDSnews) – Mencegah penurunan stunting dan angka kematian ibu dan bayi, Dinkes Pringsewu menggelar Pertemuan Rembug Stunting tingkat Kelurahan se–Kabupaten Pringsewu.

Kegiatan ini dilakukan berdasarkan surat keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia No. HK.01.07/MENKES/319/2020 Tentang Lokus kegiatan penurunan angka kematian ibu dan bayi tahun 2021 dan keputusan menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomer Kep. 42/M.PPN/Kota lokasi fokus intervensi penurunan Stunting terintegrasi tahun 2021, acara digelar di aula utama Hotel Regency, Selasa (02/03/2021).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Tapem, Lurah Pringsewu Utara, Pringsewu Barat, LPM, Ketua TP PKK kelurahan, Kader PKK, kader Posyandu, kader Pembangunan Manusia, Organisasi kemasyarakatan, dan Bidan Desa.

Drs. Malian Ayub mengatakan, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang berulang , infeksi bertulang ,dan pada asuh yang tidak memadai dalam masa 1.000 HPK Anak tergolong Stunting.

”Apabila panjang atau tinggi badannya lebih rendah dari umur anak sebayanya, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun. Standar panjang atau tinggi badan anak dapat dilihat kita di buku kesehatan ibu dan anak ( KIA ),” ungkap Malian.

Sementara itu Kabid Kesmas Rahmadi menjelaskan, penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal hal ini beresiko menurunkan produktivitas anak di masa depan, khususnya di kabupaten Pringsewu.

”Intervensi gizi penurunan stunting membutuhkan perubahan perilaku lintas sektor agar layanan-layanan tersebut digunakan oleh keluarga sasaran rumah tangga 1000 HPK. Dan itu terdapat delapan aksi interaksi yang diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku lintas sektor menuju semakin terintegrasi intervensi penurunan stunting di tingkat kabupaten, diantaranya adalah rembuk stunting seperti ini,” pungkasnya. (Hasti/Suci)