Tanggamus, (MDSnews) – Kepala Pekon (Kakon, Kades) dari kalangan pemuda, dan energic ternyata cenderung lebih inovatif dan kreatif dalam menata pemerintahan dan memajukan Pekon. Selain kreatif dan inovatif, kakon muda relatif lebih luwes dalam berkomunikasi, mengayomi kepada kaum muda, dan sangat perhatian pada kepentingan generasi tua.
Berbaur dengan masyarakat dan menyelami bagaimana karakter masyarakat, mengenal kondisi Dan karakter masyarakat, memunculkan niat Toni Aritama untuk ikut terlibat dalam pembangunan Pekon. Ia berpikir, tidak ada jalan lain untuk membantu kondisi warga yang sedang mengalami kesulitan yakni dengan menjadi Kakon.
“Saya ingin bantu, tapi tidak punya. Makanya saya niatkan maju di Pilkakon serentak tahun 2020. Dan alhamdulilah saya menang karena kepercayaan masyarakat,” ucap Toni Aritama Minggu,(14/03/2021).
Terpilih Jadi Kakon, Toni Aritama Lakukan Reformasi Birokrasi Pekon.
Setelah terpilih dan dilantik sebagai Kakon, Toni Aritama pun mulai bekerja. Gebrakan pertamanya yakni melakukan reformasi birokrasi dan pembenahan Pelayanan. Ia berupaya akan melakukan pelayan sesuai visi misi nya pelayanan Pekon Tiuh Memon baik dalam pengurusan KTP, Kartu Keluarga (KK), maupun administrasi kependudukan lainnya.
“Pertama saya haramkan tanda tangan saya dipakai untuk meminta uang kepada warga. Saya tekankan itu kepada aparatur Pekon,”tegas Toni.
Selain reformasi birokrasi dan perbaikan pelayanan dasar masyarakat, lanjut Toni, ia melakukan perombakan di tubuh aparatur Pekon. Ia mengkolaborasikan antara SDM generasi muda dan tua.
Dalam posisi stategis seperti BUMdes, ia tempatkan generasi muda dengan harapan bisa berinovasi dan menciptakan hal baru yang berujung pada peningkatan ekonomi masyarakat Pekon Tiuh Memon.
“Saya juga tekankan disiplin kepada aparatur Pekon. Kami bekerja serius tapi satai jadi tidak kaku,”tutur Toni.
Di masa kepemimpinannya sebagai kakon, Toni Aritama ingin menorehkan kebaikan di tengah masyarakat. Paling tidak, kata dia, dengan kebijakan yang ia buat akan menjadi Ibadah ladang pahala untuk bekalnya di hari dikemudian.
“Hidup saya walau masih muda banyak kehilafan maupun kesalahan, saya sadar kematian tidak tergantung usia, muda tua kita akan mati, makanya sekarang saya akan mencoba memberikan kebaikan meskipun melalui sebuah kebijakan,” pungkas Toni.(R. Guntoro)