Pesawaran (MDSnews) – Desa Bogorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Pada tahun 2015 lalu Desa Bogorejo merupakan salah satu desa dengan status desa tertinggal. Namun saat ini, berkat sentuhan Hermansyah yang notabene merupakan Kepala Desa Bogorejo Periode 2015-2021, semuanya mulai berangsur meningkat dimana saat ini (2021) Desa Bogorejo telah naik status menjadi Desa Berkembang dan siap menjadi Desa Maju.
Menurut Herman sapaan akrabnya, untuk membangun Desa Bogorejo harus membutuhkan konsep yang jelas dan baik. “Pertama kali saya menjabat di tahun 2015, saat itu saya diharuskan untuk menyusun RPJMDes 2016-2021, ada empat poin yang menjadi fokus pembangunan yang akan saya lakukan diantaranya peningkatan tata kelola pemerintahan, Infrastruktur, pembinaan masyarakat dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM),” ujarnya, Sabtu (5/6/2021).
Keempat poin tersebut menjadi landasan dirinya untuk mengambil setiap langkah kebijakan pembangunan di Desa Bogorejo.
Yang pertama untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan, ia mengambil langkah penataan mulai dari administrasi dan transparansi. “Jujur saya butuh perjuangan untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan ini, sebab kita dipaksa untuk merubah pola pikir dari sebelumnya, dari hal yang terkecil dimana aparatur desa harus rajin ngantor di balai desa mulai Senin hingga Jumat, kemudian tidak ada bicara surat-menyurat dirumah, kecuali yang sifatnya urgensi,” kata Herman.
Sedangkan dalam hal transparansi, Herman memiliki konsep partisipasi masyarakat terutama mengenai arah kebijakan dan pengelolaan anggaran. “Setiap menyusun anggaran untuk pembangunan kami selalu melibatkan masyarakat, dimana sebelumnya kita menggelar Musyawarah Dusun (Musdus) sebelum melakukan Musyawarah Desa (Musdes), dan diakhir tahun anggaran kami juga melakukan laporan pertanggungjawaban desa, untuk melakukan evaluasi terkait apa dan yang belum diselesaikan,” ucapnya.
Selanjutnya terkait infrastruktur, dari tahun 2016-2021 sejumlah program perbaikan dan peningkatan kualitas jalan desa dan lingkungan semuanya sudah terakses seratus persen. “Dalam hal pembangunan, tolak ukur masyarakat itu adalah sarana dan prasarana jalan, Alhamdulillah sampai sekarang sudah tidak ada lagi jalan tanah di Bogorejo,” ungkapnya.
“Selain jalan, ada infrastruktur lain yang menjadi perhatian saya seperti ketersediaan air dan listrik, saya bersyukur diawal saya menjabat ada tiga dusun yang mengalami kesulitan ketersediaan sumber air bersih tapi sekarang berangsur sudah kita penuhi dengan membangun sumur dan Pamsimas, termasuk listrik sebelumnya di Dusun 8 belum teraliri listrik, tapi berkat sinergitas dengan Pemerintah Daerah saat ini dusun 8 sudah diterangi listrik,” timpal dia.
Kemudian di sektor pembinaan masyarakat dan pemberdayaan SDM, Herman menerangkan telah menggandeng organisasi terkait guna memberikan edukasi terhadap masyarakat yang dianggap bisa mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat. “Dalam bidang pemberdayaan dan pembinaan Pemerintahan Desa Bogorejo telah menggandeng berbagai stakeholder terkait mulai dari Pemerintah Daerah setempat hingga Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) dimana mereka memberikan sosialisasi dan edukasi guna mengembangkan desa Bogorejo, hasilnya capaian tertinggi Desa Bogorejo mendapatkan juara satu lomba Kesrak PKK KKBPK Kesehatan tingkat nasional pada tahun 2019,” tukas dia.
Disinggung mengenai penanganan pandemi Covid-19, Herman mengatakan Desa Bogorejo memang tidak terlalu terdampak tapi penanggulangan harus tetap dilakukan. “Kalau bicara dampak pandemi Covid-19, pada dasarnya masyarakat kita tidak terlalu berdampak karena sebagian besar masyarakat Desa Bogorejo itu bekerja di sektor pertanian, tapi kalau pada sektor jasa akan lain ceritanya, tapi kami tetap melakukan jaring keamanan sosial dengan memberikan bantuan, untuk menghindari adanya kecemburuan, dalam proses memberikan bantuan kita menyerahkan mekanisme penjaringannya kepada RT, dilain sisi kita juga meminta para pemuda dan tokoh masyarakat untuk membuat data pembanding, sehingga jangan sampai ada masyarakat yang dapat bantuan desa itu double account atau sudah dapat batuan lainnya,” kata dia. (Ram/Arf)