Limbah Medis Dinkes Lampura Diduga Dijadikan Ladang Bisnis?

DAERAH HOME Lampung Utara TERBARU

Lampung Utara (MDSnews) – Program pengangkut limbah medis (Transpoter) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara, diduga jadi ladang bisnis pemangku jabatan, pada Dinas tersebut.

Pasalnya, Transpoter Limbah Medis Bidan Mandiri yang tersebar di 27 puskesmas harus membayar Rp 500.000 untuk tanda tangan kontrak Memorandum of Understanding (MoU) yang dikelola oleh pihak ketiga.

Selain membayar kontrak, Bidan Mandiri yang ada di Lampung Utara kurang lebih 700 orang harus dibebankan lagi untuk membayar pengangkutan limbah medis triwulan pertama sebesar Rp 15.000 per kilo, dengan ketentuan limbah tersebut beratnya hanya 10 kilogram.

Akan tetapi limbah medis lebih dari 10 kilogram ada biaya tambahan, para bidan harus membayar Rp 17.000 per kilogram nya.

“Jujur kami merasa berat dengan Transpoter ini soalnya kami belum tentu ada pasien yang berobat” kata salah sumber yang enggan disebutkan namanya. Kamis (17/6/2021)

Sementara itu Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Titin Eka, saat dijumpai di gedung Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Lampung Utara berkilah bahwa dirinya tidak tahu dengan kegiatan tersebut.!

“Saya gak hafal, saya kurang paham berapa jumlah bidan di Lampung Utara, disini (Gedung IBI) ada pak sekretaris atau langsung tanyakan sama pimpinan(Ibu kadis)” kilahnya.

Ditempat yang sama Sekretaris Dinas Kesehatan Lampung Utara Ir.Hendri Us M.I.P memberikan klarifikasi, bahwasannya pihaknya akan menggandeng pihak ketiga sebab dengan memakai pihak ketiga lebih pada Transporter nya.

Saat ditanya soal MOU bidan mandiri diwajibkan membayar MOU sebesar Rp 500.000, pendistribusian nya melalui Dinas kesehatan Lampura dirinya tidak mengetahui, bahwa itu ada anggaran untuk MOU.

“Dalam perkembangan lebih jauh ke depan, saya belum mengetahui informasi perkembangan nya lebih lanjut” katanya.

Ia menambahkan, terkait Transporter itu sejauh ini diri hanya mengetahui bahwa pihak ketiga belum bisa menyiapkan Instalasi penampungan limbah.

“Saya belum tahu persis terkait MOU antara Bidan Mandiri dan Transporter” pungkasnya. (Rama/Yon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *