TANGGAMUS (MDsnews) – Pembagian Bantuan Dari Pemerintah Pusat yang berupa Bantuan Pangan Non Tunai Dan (BPNT) yang seharusnya digunakan untuk mensejahterakan masyarakat namun tidak demikian.
Misal di kecamatan Cukuh Balak BPNT dimanfaatkan beberapa oknum untuk memperkaya diri. Hal tersebut disesalkan ketua fraksi PAN DPRD Tanggamus Iflah Haza.
“Carut marut nya Bantuan Pangan Non Tunai ini Dilihat dari Bentuk Sasarannya,Hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja,kenapa dikatakan Begitu Memang Yang menjadi Tujuan untuk Menghidupkan Roda Ekonomi Masyarakat dan Mensejahterakan Pekon,tetapi Nyatanya dilapangan Tidaklah sesuai,” katanya. Minggu (01/08).
Lebih lanjut Iflah Haza mebeberkan, selain bantuan yang ada tidak sesuai ketentuan dantepat sasaran serta nominal yang sudah ditetapkan pemerintah.
” Nominal Yang Digelontorkan pemerintah pusat untuk BPNT dengan Besaran Rp.200.000,-/KK, Tapi dilapangan kita banyak menemui kejangalan yg diberikan kepada masyarakat, beras hanya 10 kg, kacang ijo hanya 1/2 kg, sayur hanya 1/2kg, buah buahan hanya 5 s/d 8 buah ayam hanya 8on,telur hanya 10 butir, disini kita bisa sama sama menghitung,” paparnya.
Ditegakkannya juga bahwa, BPNT di Kecamatan Cukuh Balak yang diketahuinya, bukan saja tak melibatkan pelaku usaha sembako sekitar. Data penerima juga hanya duplikasi dari data PKH.
“Jadi itu Penerima bantuan uang PKH juga menerima BPNT, kan Seperti itu Berantakan/Kacau balau kita melihatnya ,Masyarakat Yang memang membutuhkan Bantuan tidak tidak menerima, Hanya diam dan merenung,” ujar Khadin Panji Sapaan Akrabnya.
Di kecamatan Cukuh Balak Kurang lebih Masyarakat yang mendapatkan yang Bantuan tersebut kisaran 1000 Penerima. Jika sihitung yang diterima masyarakat Itu Kita kecilkan Rp.150.000/KK, keuntungan Oknum tersebut dari per KK Rp.50.000, dan jika dikali Se-Kabupaten tanggamus Yang mendapatkan BPNT ± 5000 Penerima sudah berapa keuntungan yang didapat.
Diketahui, bansos sembako di Pekon yang ada dikecamatan Cukuh balak berisi beras 10 Kg, Buah buah an Bervariasi seperti jeruk/Salak 5 butir, telur 10 butir, dan ayam 8 ons.
Semuanya tidak ada yang dibeli dari daerah atau warung warga lokal. Padahal, banyak sayur seperti Yang berjualan menggunakan roda 4 atau roda 2 yang setiap hari keliling, dan ada Pabrik beras di sekitar Kecamatan Cukuh Balak Wabil khusus Makhga Pertiwi.
Total bantuan kalau dihitung berbasis rupiah, per KK tak lebih dari Rp.150 ribu. Sementara, nilai Bansos BPNT sendiri, diputuskan pemerintah melalui Kementerian Sosial sebesar Rp.200 ribu.
Tumpang tindih data PKH yang diakui Menteri Sosial, ternyata justru dengan bebas dipraktekkan di daerah-daerah, Khususnya Di Kecamatan Cukuh Balak.
Iflah Juga Mengajak seluruh elemen dan lapisan masyarakat untuk menyuarakan Ini mengawasi yang dikuasi oleh oknum yang berkepentinga sehingga edukasi untuk menghidupkan usaha bisnis di pekon atau kecamatan hanya dikuasai pihak pihak tertentu, Maka dari itu saya mengajak kawan kawan yg terkait untuk lebih memperhatikan dan mengawasi.
Pernyataan Iflah dipertegas dengan keterangan salah satu penerima BPNT.
” Memang benar itu Pak, Karna kami terima itu dan kami hitung Tidak kurang paling minim Itu kisaran 150.000,- kami terima Dari beras 10 kg, Telor 10 butir, Kacang hijau 1/2 kg, Dan ayam dengan timbangan 8 Ons ,” kata NH pada Medinaslampungnews.co.id. (Nizom)
Lanjutkan ketua ,terima kasih medinas sudah membantu kami supaya oknum segera di Panggil
Pendamping PKH dan Pendamping BPNT banyak yg bekerja hanya di balik layar….ujung ujung nya petugas e-warung dan aparatur pekon yg mnjadi bulan bulanan KPM…..padahal klo mngacu pada peraturan yg ada tentang pendamping, bahwa ada misi muliya yg harus para pendamping lakukan…yakni menciptakan ekonomi masyarakat yg mandiri, agar setiap KPM tidak sll pola pikir ketergantungan dgn bantuan pemerintah, dgn kata lain mereka sdh mampu tarap ekonomi nya…
Nah, pola pikir seperti inilah yg belum aku dengar dan dapatkan dr para pendamping yg ada,….malahan KPM sendiri tidak mngetahui siapa pendamping mereka…?
Ajak dinas terkait untuk sidak pak,saya warga putihdoh cukuh balak,baru setahun saya jadi warga putihdoh.
Dengan alasan itu kami tidak mendapat bantuan.anak saya 3,salah satu disabilitas,istri sedang mengandung.