Para Pengrajin Tapis Pesawaran Alami Penurunan Pendapatan Yang Drastis

DAERAH HOME Pesawaran TERBARU

PESAWARAN (MDsnews) – Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir memberikan dampak bagi seluruh pihak termasuk para pengrajin tapis di Kabupaten Pesawaran yang mengalami penurunan pendapatan secara drastis.

Pengelola Gedung Gerai Tapis Negeri Katon Redawati mengatakan, akibat pandemi yang berkepanjangan beberapa pengrajin banyak yang tak lagi menenun dan merajut tapis.

“Sebagai sentra kerajinan di Bumi Andan Jejama para pengrajin tapis binaan saya kini banyak yang tak lagi melakukan aktifitas menenun dan merajut tapis karena pesanan sepi, tamu atau pengunjung juga sepi. Mereka ya nganggur semua, Gerai juga banyak tutupnya karena sepi konsumen,” katanya, Senin (16/8).

Menurutnya, sebelum pandemi para pengrajin dapat menerima pesanan hingga ribuan potong kain tapis dan berbagai kerajinan khas Lampung lainnya seperti kain songket, kopyah, tas dan lain sebagainya dari berbagai daerah.

“Semenjak pandemi pesananan berkurang, biasanya selalu ada baik pembuatan tapis maupun baju yang dibalut dengan pernak-pernik tapis, namun selama dua tahun terakhir ini sangat kerasa sepi pesanan yang masuk ke kami,” ujarnya.

Ia menuturkan, sebelum ada pandemi Covid-19 pihaknya bisa mempekerjakan ratusan masyarakat yang berada di wilayah Desa Negeri Katon Kecamatan Negerikaton bahkan hingga di Kecamatan Kedondong.

“Biasanya kalau lagi pesanan banyak itu, kita memberdayakan masyarakat sekitar sini, sehingga dapat membantu perekonomian mereka juga,” tuturnya.

“Namun saat ini, mereka yang biasa membuat tapis banyak dan tidak beraktifitas lagi karena sepi nya pesanan yang kami dapat. Kalau sekarang ini paling ada satu dua instansi yang memesan tapi jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga kita meminta bantuan kepada para pengerajin hanya beberapa orang saja,” timpalnya.

Menyikapi kondisi tersebut Redawati yang juga sebagai pengurus di Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Pesawaran dibawah pimpinan Nanda Indira Dendi juga melakukan terobosan baru dengan memeasarkan produknya melalui media sosial maupun jejaring yang ada.

“Sebisa mungkin kami pasarkan, sehingga masyarakat masih bisa beraktifitas membuat tapis, sehingga perekonomiannya tetap berjalan. Namun kalau pemasaran lewat medsos inikan tidak banyak yang pesan, beda kalau konsumen itu datang langsung melihat kualitas barang yang kita jual,” ujarnya.

Dirinya mengatakan, masyarakat yang datang langsung ke Gedung Gerai Tapis Lampung di Desa Negeri Katon Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran bisa memilik aksesorisn sesuai dengan selera atau warna dan bahan yang diinginkan.

“Kalau datang langsung, kosumen dapat memilih sesuai dengan selera. Baik jenis bahan maupun model rajutan benang tapis yang cocok dengan konsumen sendiri. Untuk harga sangat kompetitif sesuai dengan kualitas bahan dan tingkat kesulitan rajutan benangnya,” katanya.

Untuk diketahui, pernak pernik aksesoris dan pakaian khas daerah akan lebih familiar dan tereksplor manakala pemimpinnya dapat mengenakannya ketika berdinas dikeseharaiannya. Hal tersebut akan secara otomatis diikuti oleh seluruh jajaran dalam bertugas melayani masyarakat, sehingga terlihat lebih berkarakter serta menyumbangkan naiknya perekonomian pengrajin daerah setempat. (Ram/Arf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *