Tulang Bawang Barat, (MDSnews)-Ketua Komite Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat(Tubaba) Hi. Edi Anwar menegaskan, peran serta masyarakat khususnya wali murid sangatlah dibutuhkan dalam upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan.
Hal itu sampaikannya kepada wartawan Medinas lampung se-usai dirinya memimpin rapat komite di sekolah SMAN-1 Tumijajar pada Selasa (21/9/2021), didampingi oleh seluruh pengurus komite.
Dia menjelaskan, bahwa sumbangan tersebut merupakan dana partisipasi masyarakat yang diatur dalam Permendikbud no. 75 pasal 1 ayat 5 dan Pergub No.61 tahun 2020 serta rapat komite bersama wali murid.
“Besar dana yang disepakati adalah sebesar Rp 3.750.000,- per tahun, bukan dana masuk menjadi siswa seperti yg berkembang. Karena kami terpilih setelah dilakukan Penerimaan Siswa Baru. Namun, bagi para siswa yang tidak mampu akan diberikan keringanan sesuai kemampuannya masing-masing. Bahkan, bagi siswa yang benar-benar miskin, dibebaskan dari sumbangan itu,” kata Edi Anwar.
Edi Anwar juga mengungkapkan hingga kini sudah 81 orang tua siswa yang mengusulkan keringanan biaya dana partisipasi masyarakat tersebut ke komite sekolah.
“Komite sekolah merupakan implementasi wali murid, untuk itu kami bertanggungjawab terkait realisasi anggaran dana partisipasi masyarakat yang diberikan itu,” tegasnya.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Kepala SMAN 1 Tumijajar Mohd.Najamuddin.M.pd
menjelaskan bahwa dana partisipasi masyarakat dari komite tersebut, digunakan untuk membangun berbagai sarana penunjang di lingkungan sekolah.
“diantaranya Kita akan melanjutkan pembangunan mushola yang sempat terhenti, merehab tembok pagar depan, membangun paping blok halaman sekolah dan lapangan upacara, pagar pembatas lantai 1,2,3 gedung N, dan membangun jembatan koridor antar gedung,” jelasnya.
Selain itu lanjutnya, pihaknya juga berencana membangun dua ruangan lokal yang akan dipergunakan untuk ruang kesiswaan dan komite serta rehabilitasi ruang istirahat untuk penjaga malam, kemudian pemasangan pagar pengaman di sisi kanan dan kiri lantai 2 dan 3 gedung D.
Tak kalah penting ulasnya, membangun podium dan tiang bendera lapangan upacara, membuat taman, membuat nomenklatur nama sekolah, menambah membangun sumur bor satu unit untuk mendukung mushola, kantin dan kantor, pembangunan antena radio yang kondisinya sangat membahayakan, yang akan kita ganti dengan streaming.
Selain itu, Najamudin juga mengungkapkan bahwa tenaga honorer di sekolah yang dia pimpin berjumlah sebanyak 48 guru honorer.
“Dari jumlah guru honor itu hanya 11 orang guru yang memiliki Nomor Unit Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) yang di gaji menggunakan dana BOS, sedang sisanya 37 guru honorer harus dibayarkan menggunakan dana partisipasi masyarakat tersebut,” ungkapnya.
Sedangkan untuk tenaga di Tata Usaha Sekolah, dari total 17 orang tenaga honorer, hanya 11 orang yang memiliki NUPTK sedangkan sisanya 6 orang juga dibayarkan menggunakan dana partisipasi masyarakat.tutupnya.
Terpisah, Dina (40) salah satu orang tua siswa penerima KIP, saat ditemui dikediamannya membenarkan dana partisipasi masyarakat tersebut.
“Iya benar, meskipun anak saya penerima KIP, saya juga turut berpartisipasi menyumbang demi kemajuan pendidikan di sekolah anak saya itu. Namun, sesuai dengan kesanggupan kami mas,” ungkapnya.
Ibu dua anak yang berprofesi sebagai buruh ini berharap agar partisipasi yang sudah diberikan itu dapat dimanfaatkan demi menunjang pendidikan disekolah.
ditempat terpisah hal Senada juga disampaikan Rinto (39) salah satu wali murid siswa yang berpropesi sebagai buruh penerima KIP saat ditemui medinaslampung dikediamannya pada selasa (21/9/2021) membenarkan adanya dana partisipasi masyarakat
“iya benar mas kami turut berpartisipasi menyumbang meski anak kami mendapatkan KIP namun kami tidak keberatan kok karena anak kami sekolahnya sudah di didik oleh guru-guru disana.
kami menyumbang tersebut lanjutnya salah satu upaya partisipasi kami sebagai wali murid untuk mendukung pendidikan di tempat anak kami sekolah mas,singkatnya (pani)