Hasbulloh.ZS : Minta Organisasi Pers Diakui Dewan Pers Tegas, Tertipkan Pekerja Jurnalis di Lampung

Bandar Lampung HOME TERBARU

BANDAR LAMPUNG (MDSnews) – Pasca Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Wilson Lalengke membuat keonaran, arogansi di Polres Lampung Timur dan melakukan perusakan papan bunga milik tokoh adat yang terpasang di Mako polres, terkait mempertanyakan SOP penangkapan oknum wartawan yang diduga melakukan pemerasan terhadap warga, menjadi preseden buruk Pers di Indonesia khususnya Provinsi Lampung.

Diketahui kronologis berawal tertangkapnya oknum wartawan yang diduga telah melakukan pemerasan, sehingga Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke mendatangi Mapolres dan marah marah miminta Kapolres kelua, lalu merusak sejumlah papan ucapan yang di pasang tokoh adat Lampung Timur di depan Mako Polres Lampung Timur.

Atas tindakan arogansi Ketua Umum PPWI tersebut Wilson Lalengke telah mengabaikan norma etika kesopanan dalam bermasyarakat, ketua umum PPWI juga melanggar norma hukum yang berlaku sesuai Pancasila dan UUD 1945 serta Kode Etik Profesi Jurnalistik, prihal tersebut tentu telah mencoreng Marwah dan Martabat Pers yang ada di Lampung.

Mantan Ketua PWI Tanggamus tahun 2007, Hasbulloh.ZS, juga Pendiri Forum Wartawan Kompeten Wilayah Lampung, meminta Organisasi Profesi Wartawan yang sudah menjadi konstituen Dewan Pers antara lain PWI, AJI, IJTI, PRSSNI, ATVLI, SPS dan SMSI. Kompak dan tegas menertibkan para pekerja jurnalistik dalam sebuah organisasi di Provinsi Lampung.

Buya Loh panggilan akrap, menilai saat ini banyak bermunculan wartawan bak jamur di musim hujan dan para aktivis jurnalisme yang kurang dalam hal kemampuan dan kesadaran mentaati kode etik jurnalistik. Menurutnya, PWI, AJI, IJTI, PRSSNI, ATVLI, SPS dan SMSI. sebagai Organisasi Profesi Wartawan harus bertanggung jawab dalam melakukan pembinaan penertiban terhadap para pekerja pers termasuk organisasi pers yang lain yang ada di provinsi Lampung,”ungkapnya Selasa,(15/03/22).

Lanjutnya, wartawan harus beretika dan beri contoh baik, serta legalitas wartawan harus jelas, maksimal terverifikasi di dewan pers, sebagai wartawan kompetensi, Ini tanggung jawab PWI, AJI, IJTI, PRSSNI, ATVLI, SPS dan SMSI untuk melakukan pembinaan dan penertiban menyeluruh terhadap jurnalis dan organisasi agar Marwah pers di Lampung bermartabat “tambahnya.

Dikatakan, tantangan dan tugas pers saat ini semakin berat seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Menurutnya, saat ini banyak wartawan yang betul betul menekuni tugas jurnalisti menjadi korban pengusiran dan intimidasi karena sulit membedakan wartawan Kompetensi dan wartawan bermodalkan KTA dan Surat Tugas.

Diera digital teknologi produksi media semakin canggih, begitu gampangnya bagi yang berduit bikin media hanya untuk kepentingan pribadi, golongan dan buat hajar lawan politiknya,”ucapnya.

Sementara Jumadi.MR, ketua Forum Wartawan Kompeten yang menyandang kompetensi tingkat Madya, menyampaikan, Organisasi Pers seperti
PWI, AJI, IJTI, PRSSNI, ATVLI, SPS dan SMSI yang sah dan diakui dewan Pers,
termasuk pekerja pers juga harus punya tanggung jawab sosial yang berat, meningkatkan keterampilannya, kecakapannya di bidang jurnalistik, dan kepatuhannya terhadap kode etik jurnalistik itu juga mesti menjadi pedoman utama,”ucapnya.

Tambahnya, saat ini betapa mudah orang sekarang menjadi pewarta. Tanpa harus diklat atau sekolah khusus kejurnalistikan, tanpa pula direpotkan dengan teknik grafis, teknik montase, dan teknik cetak.

Semua orang bisa menjadi wartawan. Ada momen, ada gadget, tinggal rekam, dan share di media sosial. Tak butuh teknik pengambilan gambar, cover both side, teori 5-w dan 1-h. Lupakan semua.

Biarkan video pendek, berita, atau foto beredar liar di wall Facebook atau aneka grup di WhatsApp. Bebaskan orang menterjemahkan dan menularkan ke orang lain. tanpa mengaikan faktor psikologis pembaca.

Mirisnya separti kecelakaan mobil yang dialami Vanessa Angel beserta keluarganya. Dengan mudah dan sangat kampungan, videonya beredar cepat. Abai norma-etika. Lupa rasa empati.

Dulu kami diajari tentang norma-etika dalam mewartakan sesuatu. Tetap menghormati jenazah korban kecelakaan maupun kejahatan. Di balik norma itu ada faktor psikologis pembaca, belum tentu yang melihat gambar adalah orang dengan psikologi stabil dan dewasa.

Penuh kehati-hatian, karena di situ juga ada rasa. Rasa keluarga yang ditinggalkan. Arahkan ke empati, bagaimana kalau korban adalah anak, istri, orang tua, atau keluarga kita? Betapa keluarga sangat terpukul dan kehilangan. Ada trauma yang mendalam di sana.

Sehebat apa ketika kita membagikan berita itu? Toh orang lain juga mempunyai akses yang sama. Kalau pun kita mendapatkan dengan real time dan on the spot, apa yang kita dapat? Acungan jempol itu cukup dengan berhutang rasa kepada korban dan keluarganya?

Kemajuan teknologi tak sebanding dengan kecerdasan. Kemudahan informasi tak berimbang dengan kearifan tentang rasa,”terangnya.

Menurut Jumadi, Wartawan itu profesi yang setiap hari kerjaannya mencari, menulis dan hasilnya selalu kita nikmati baik melalui koran, majalah, radio, televisi bahkan dunia maya.
Coba bayangkan sejenak jika di dunia ini tidak ada wartawan.
Bagaimana rasanya, yang jelas informasi yang kita miliki akan sangat-sangat terbatas. Wartawan tentu tidak hanya memiliki fungsi sebagai penyampai berita saja, namun lebih dari itu, profesi ini juga memiliki fungsi kontrol yang menjadi fungsi utama pers.

Lanjutnya pers harus berdiri ditengah, menyampaikan apa adanya, yang benar ataupun yang salah, yang baik ataupun buruk. Pers sebagai media informasi dan fungsi kontrol memang tepat pada posisi untuk badnews, khususnya dalam memberikan pengawasan dan kritik terhadap kebijakan negara dengan semua perangkatnya.

Dalam kerangka ini harus dapat dilihat secara jernih dan obyektif oleh pihak yang dikritik sebagai bentuk masukan dan saran untuk kemajuan kedepan dan bukan bentuk penjatuhan.

Fungsi kontrol pers penting untuk memastikan bagaimana semua perangkat negara ini bekerja untuk kesejahteraan rakyatnya dan bukan untuk kantongnya sendiri,”tutupnya.
( Ivan Azrory )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *