Bupati Dendi: Momentum Hari Raya Kurban Hilangkan Sifat Binatang Dalam Diri

DAERAH HOME Pesawaran TERBARU

Pesawaran (MDSnews) – Perayaan Idul Adha identik dengan pemotongan hewan kurban, hal tersebut diperlukan pemahaman multidimensi atas makna dari pemotongan hewan kurban.

Hal tersebut disampaikan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona usai melaksanakan Sholat Idul Adha di Masjid Al-Bahrie Brigif 4 Marinir/BS Lampung di Desa Sanggi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, Minggu (10/7/22).

Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona juga mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Pesawaran pada perayaan Idul Adha 1443 Hijriyah menjadi momentum untuk menghilangkan perilaku kebinatangan (Al-Bahimiyah) dalam diri.

“Harus kita pahami makna lain dari penyembelihan hewan kurban ini, satu diantaranya yang menarik adalah soal menghilangkan perilaku kebinatangan (Al-Bahimiyah) dan perilaku syaitoniyah (setan) dari diri manusia, yakni keserakahan serta ketakabburan,” kata Dendi.

Ia mengatakan, dari waktu ke waktu manusia selalu saja terjebak kepada sifat-sifat hewani, terlebih sifat keangkuhan, merasa hebat sehingga enggan menasehati dan merasa tidak perlu menerima nasehat, maka dari itu perlunya mengintropeksi diri, dan selalu senantiasa menjalankan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala sehingga sifat-sifat tercela tersebut dapat menghilang dari diri.

“Dalam membangun Kabupaten Pesawaran, kami juga membutuhkan kerelaan serta segala masukan dari seluruh masyarakat Pesawaran, untuk memberikan kontribusi positif, sehingga terjadi interaksi saling memberi manfaat bagi sesama masyarakat dan masyarakat dengan Pemerintah, demi mempercepat pembangunan di berbagai bidang,” Ujarnya.

Pada perayaan Idul Adha 1443Hijriyah kali ini Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona memberikan hewan kurban berupa 11 ekor sapi dan Lima ekor kambing yang disebar di beberapa titik pemotongan hewan di tengah masyarakat Bumi Andan Jejama.

“Kita juga perlu memahami, sudah sejauh mana kita mampu berkorban untuk sesama, maka dari itu, hewan yang kita korbankan pada hari ini adalah sebagai representasi, yang mengandung makna untuk membantu mereka yang membutuhkan, hal tersebut merupakan wujud kecintaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang diaktualisasikan dalam kecintaan terhadap sesama umat manusia,” Pungkasnya. (Ram)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *