TULANG BAWANG BARAT (MDSnews)-Bhabinkamtibmas Polsek Tumijajar, Polres Tulang Bawang Barat (Tubaba), Aipda Hayadi Safa’at mengimbau kepada siswa menghindari kenakalan remaja sejak dini.
Hal itu disampaikannya, saat dipercaya menjadi pembina upacara bendera mengimbau kepada siswa guna menghindari kenakalan remaja sejak dini.
Kegiatan tersebut, diselenggarakan di SMPN 5 Tubaba dan dihadiri oleh Kepala Sekolah Dimanto Bangun, para guru serta siswa-siswi, Senin (06/02/2023).
Aipda Hayadi Safa’at dalam amanatnya mengungkapkan pesan dan himbauan kamtibmas kepada para siswa.
Diantaranya, untuk menghindari kenakalan remaja sejak dini, waspada dan jangan sampai terkena pengaruh buruk lingkungan, patuhilah orang tua dan guru, serta berhati-hati saat berangkat sekolah di jalan raya.
“Marilah sejak dini menghindari kenakalan remaja seperti membawa dan menggunakan senjata tajam, busur dan sebagainya akan ditindak tegas sesuai undang-undang, walaupun pelakunya adalah masih anak dibawah umur,” ungkapnya.
Agar dapat terhindar dari kenakalan remaja adalah peran maksimal orang tua di rumah, berperan sebagai pembentuk karakter dan pola pikir dan kepribadian.
Oleh karena itu, keluarga merupakan tempat dimana anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.
Walaupun di dalam keluarga tidak terdapat rumusan kurikulum dan program resmi kegiatan belajar mengajar, akan tetapi sifat pembelajaran di dalam keluarga itu berpotensial yang sangat mendasar.
Perhatian juga diberikan orang tua agar anaknya kelak dapat tercapai segala cita-citanya, selain itu agar mampu menjadi pribadi yang mandiri.
Bimbingan dan perhatian yang sangat diperlukan oleh anak dalam proses pencapaian prestasi belajarnya.
Jadi dengan kata lain, perhatian orang tua merupakan faktor utama dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik anaknya di kalangan keluarga sehingga menjadi generasi penerus yang lebih baik lagi.
Perhatian dan teladan orang tua akan dicontoh anak-anaknya dalam pembentukan karakter. Orang tua sebagai pengasuh yang bertanggung jawab penuh baik di lingkungan keluarga maupun disekolah.
Adapun beberapa bentuk pengawasan, seperti selalu berkomunikasi kepada anak, agar tahu perkembangannya, dan anak pun tidak sungkan mau bercerita apa saja yang terjadi dilingkungan sekolah, dan teman-temannya. Dengan begitu orang tua bisa memberikan masukan, motivasi, nasihat yang berguna.
Orang tua harus dapat melakukan pendekatan terhadap anak-anaknya, sehingga tidak ada jarak di antara mereka. Sekaligus pada kesempatan tersebut orang tua bisa menyisipkan bagaimana dampak negatif.
Selanjutnya peran guru di sekolah juga cukup manjur untuk memberikan arahan dan pemikiran bagi anak didiknya, agar tidak melakukan penyimpangan seksualitas.
Dengan memperkuat ilmu agama sehingga mereka benar-benar memahami bahwa penyimpangan yang dilakukan menjadi sebuah kejahatan atau dosa.(NL)