Angka Stunting Lima Daerah di Lampung Bertambah, Ini Rinciannya!

Bandar Lampung DAERAH LAMPUNG Lampung Timur Mesuji NASIONAL Pesawaran Pringsewu TERBARU Tulang Bawang

BANDARLAMPUNG (MDSnews)-Sebanyak lima dari 15 kabupaten di Provinsi Lampung, tahun 2022 angka prevalensi stunting mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 Kemenkes RI, enam kabupaten/kota di Lampung yang angka stunting meningkat yakni, Kabupaten Pesawaran mencapai 25,1 persen tahun 2022. Padahal, tahun 2021 hanya sebesar 17,6 persen.

Kemudian, Kabupaten Lampung Utara (Lampura) tahun 2022 angka prevalensi stunting 24,7 persen. Sedangkan, tahun 2021 hanya 20,2 persen. Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), tahun 2022 mencapai 18,1 persen, dan tahun 2021 hanya 15,3 persen.

Selanjutnya, Kabupaten Mesuji angka stunting tahun 2022 bertambah 22,5 persen. Padahal, tahun 2021 hanya mencapai 21,8 persen, dan Tulang Bawang (Tuba), angka stunting bertambah 10,2 persen pada tahun 2022. Sedangkan, tahun 2021 hanya 9,5 persen.

Tanggapan P2KB
Menanggapi meningkatnya angka stunting tersebut, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Pesawaran, Maisuri menyatakan, pihaknya hanya membantu edukasi, karena untuk penanganan pelayanan Dinas Kesehatan (Dinkes) yang melakukan survei.

Jadi, lanjutnya, program stunting itu lintas sektor bukan tugas satu, dua atau tiga dinas saja. Dan, pendataan angka stunting di Kabupaten Pesawaran kecil, berdasarkan kesesuaian data tentang nama dan alamat (by name and by address).

“Hasil SSGI 2022 itu, hanya survei sebagian tempat saja yang dilakukan tim dari Kemenkes. Namun, untuk lebih jelasnya ke Dinkes,” ujar Maisuri.

Sementara itu, Kepala Dinas P2KB Kabupaten Mesuji, Herawati menyatakan, meningkatnya angka prevalensi stunting tahun 2022, karena Kabupaten Mesuji belum ODF 100 persen, aksen air minum aman masih belum tersedia secara maksimal, dan tinggi pernikahan di bawah umur.

Dikatakannya, untuk menurunkan angka stunting tersebut, maka tahun 2023 Dinas P2KB bersama Tim TPPS merancang kegiatan Gerakan Bersama Masyarakat Atasi Stunting (Gebermas) yakni, penyuluhan kepada calon pengantin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah, dan mengkonsumsi tablet tambah darah, dan melakukan MoU bersama Kemenag mendampingi masalah calon pengantin yang akan menikah, dan melakukan pendampingan penyuluhan khususnya pengawasan calon pengantin di bawah umur.

“Selanjutnya, pendataan keluarga beresiko yang dilakukan oleh penyuluh dan kader KB, sehingga terpetakan calon sasaran kegiatan Gebermas dengan maksimal,” ujar Herawati.

Kemudian, imbuhnya, pembinaan remaja melalui kegiatan PIK-R di sekolah, kegiatan BKB di kecamatan oleh penyuluh, sehingga meningkatkan pemahaman terkait masalah stunting, dan pendampingan serta penyuluhan oleh Tim TPK masing-masing desa.

Stunting Turun
Diketahui, angka prevalensi stunting berdasarkan hasil SSGI tahun 2022, sebanyak 10 kabupaten/kota di Lampung yang mengalami penurunan yakni, Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng) tahun 2021 mencapai 20,8 persen, dan tahun 2022 turun menjadi 8,7 persen.

Kemudian, Lampung Barat (Lambar) tahun 2021 angka stunting 22, 7 persen, dan tahun 2022 bisa diturunkan menjadi 16,6 persen, dan Lampung Selatan (Lamsel) tahun 2021 angka stunting 16,3 persen, tahun 2022 turun menjadi 9,9 persen.

Selanjutnya, Pesisir Barat (Pesibar) tahun 2022 berhasil menurunkan angka stunting 16,7 persen, dari tahun 2021 yang mencapai 22,8 persen, dan Way Kanan angka stunting tahun 2021 mencapai 20,7 persen berhasil diturunkan menjadi 18,4 persen tahun 2022.

Sementara itu, Kabupaten Tanggamus angka stunting tahun 2021 mencapai 25,0 persen, berhasil diturunkan menjadi 20,4 persen tahun 2022, dan Tulang Bawang Barat (Tubaba) angka stunting tahun 2021 mencapai 22,1 persen berhasil turun menjadi 16,7 persen tahun 2022.

Sedangkan, Kabupaten Pringsewu tahun 2022 menurunkan angka stunting menjadi 16,2 persen, dari tahun 2021 angka stunting mencapai 19,0 persen, dan Kota Bandarlampung tahun 2021 angka stunting mencapai 19,4 persen berhasil diturunkan menjadi 11,1 persen tahun 2022.

Sementara itu, Kota Metro angka stunting tahun 2021 hanya 19, 7 persen. tahun 2022 turun menjadi 10,4 persen.

Berdasarkan hasil survei SSGI tahun 2022, meskipun ada enam daerah
angka prevalensi stunting mengalami penambahan. Namun, angka prevalensi stunting untuk tingkat Provinsi Lampung pada tahun 2022 menurun menjadi 15,2 persen, dari tahun 2021 yang mencapai 18,5 persen. (Man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *