PESAWARAN (MDSnews)-Dua jenazah pasangan suami istri (Pasutri) korban pembunuhan dukun palsu biadab pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara Jawa Tengah, tiba di rumah duka di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran.
Sebelumnya, Jenazah Irsad dan Wahyu Triningsih, kemudian hari ini jenazah Suheri dan Riani korban dukun pengganda uang, tiba di rumah duka di Desa Kalirejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Selasa (11/04/2023)
Bripka Gus Herwanto, Personel Polsek Gedong Tataan Polres Pesawaran, yang turut mendampingi penjemputan jenazah mengatakan, setelah enam hari berada di Kabupaten Banjarnegara Jawa tengah, pagi dini hari pihaknya tiba di rumah duka bersama kedua jenazah.
“Iya, kami berangkat dari jam 3 sore kemarin dan tiba disini jam 6 subuh,” kata dia.
Dirinya menjelaskan, dalam proses penjemputan mulai dari Banjarnegara Jawa tengah menuju rumah duka di Desa Kalirejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, pihaknya mengaku tidak mengalami kendala apapun.
“Alhamdulillah, mulai dari berangkat penjemputan hingga pulang kerumah duka, tidak ada kendala apapun selama perjalanan,” ujar dia.
Sementara itu, salah satu keluarga korban, Panut membenarkan adanya salah seorang keluarganya yang menjadi korban dukun pengganda uang di Banjarnegara Jawa Tengah tersebut.
“Setelah dilakukan pemeriksaan dan tes DNA terhadap anak korban dan kita dengar hasil tes antemortem dan hasilnya positif, kemudian kita rilis dan kita angkat dan langsung kita bawa pulang pada pukul 3 sore kemarin,” kata dia.
Selanjutnya, setelah tiba dirumah duka, Panut menuturkan, pihak keluarga segera memakamkan kedua jenazah pasutri tersebut.
“Hari ini juga langsung kita makamkan disini,” ujar dia.
Dirinya yang merupakan kakak dari Almh. Riani mengaku tidak menyangka jika kejadian naas tersebut menimpa adik kandungnya itu.
“Saya sangat tidak nyangka kejadian ini menimpa adik saya, dan saya juga tidak ada firasat apapun,” ungkapnya.
“Karena mereka pergi dari rumah itu, intinya kerja. Jadi keluarga nggak tau kalau ada kejadian kayak gini,” pungkasnya. (Ram)