Lampung Utara (MDsNews) – Buntut dari mencuatnya keluhan masyarakat desa Madukoro Baru Kecamatan Kotabumi Utara soal keberadaan kandang ayam petelur yang menyebabkan bau tak sedap di lingkungan, Kepala Desa Madukoro Baru minta perizinan usaha kandang diperiksa.
Kades Madukoro Baru, Hamdi mengatakan pihaknya hingga kini belum juga melihat itikad baik pihak pengelola kandang ayam petelur pada masyarakat desa setempat. Keluhan warga di sekitar lingkungan kandang seperti tak didengar, bahkan praktek usaha kandang tersebut seolah-olah membodohi masyarakat dari kewajibannya pada lingkungan.
“Saya mohon kepada pihak terkait untuk turun ke lokasi. Pak Bupati tolong dengar keluhan masyarakat, tolong ditindak perizinannya pak, diperiksa kembali perizinan dan peruntukannya, apakah sudah sesuai atau mereka nakal. Wakil rakyat juga harus merespon keluhan masyarakat dan konstituennya di kecamatan Kotabumi Utara ini, bantu kami rakyat kecil disini,” kata Hamdi, saat dikonfirmasi awak media, Selasa, (26/03).
Pihaknya menduga pengelola kandang yang agak tertutup dengan informasi usahanya, dikarenakan pihak kandang ayam petelur tersebut tak mau warga atau pihak desa mengetahui pencapaian usahanya. Karena selama ini, baik penyerapan tenaga kerja maupun penerapan CSR pada desa tak pernah direalisasikan.
“Warga enggak dilibatkan, gak ada yang diperbolehkan ikut kerja disana, malah warga dari desa tetangga dan warga asal Kabupaten luar yang diserap. Apalagi CSR untuk desa, sama sekali tidak ada dari awal usaha,” ungkapnya.
Menilik hal itu, dirinya meminta aparat penegak hukum untuk bekerja dan menyelidiki sekaligus melakukan penyidikan terhadap perizinan usaha yang diduga terdapat kecurangan, sebab, kata dia, masih banyak keluhan soal aroma bau busuk dari kandang yang mencemari lingkungan desa.
“Polres Lampura mohon bantuannya untuk memanggil pihak kandang, tolong pak diperiksa perizinannya, kami disini dikasih bau busuk, lingkungan kami udaranya sudah mulai tercemar, apalagi di sekitar kandang terdapat sekolah tempat anak-anak belajar,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kembali ditemukan usaha kandang ayam petelur di Desa Madukoro Baru Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara yang dikeluhkan warga desa setempat soal bau busuk yang membuat warga mulai resah.
Terlebih, kandang ayam petelur yang berada tak jauh dari lingkungan sekolah dasar tersebut membuat para murid terganggu saat jam belajar di sekolah jika bau busuk mulai merebak saat musim kemarau maupun penghujan.
Salah satu siswa kelas III yang bersekolah di SDN 02 Madukoro Baru, A (9) dengan polos mengakui jika sudah terbiasa dengan bau busuk dari kandang ayam petelur disana. Sebab, menurut penuturannya, meski dirinya mengeluhkan bau busuk dengan gurunya, pihak sekolah tak bisa berbuat banyak.
“Ya bau om, kalau pas kemarin itu waktu musim panas, baunya sampai ke dalam kelas. Bilang sama guru, katanya yaudah biarin aja,” ucapnya polos.
Pun demikian dengan yang dikatakan salah satu guru setempat yang enggan namanya disebut. Dirinya mengaku bau busuk limbah kotoran ayam memang sudah biasa berseliweran di lingkungan sekolah, namun dirinya tak bisa berspekulasi bau busuk tersebut datang dari kandang yang berada di depan sekolahnya. Hal itu dikarenakan ada beberapa kandang ayam diseberang permukiman yang jaraknya juga tak begitu jauh dari sekolah.
“Iya kadang kalau kemarau atau pas musim hujan, bau busuk dikeluhkan murid-murid didalam kelas. Tapi kami enggak tahu kandang mana yang membuat udara di lingkungan sekolah jadi bau busuk,” ujarnya.
Keluhan yang sama pun datang dari warga sekitar kandang, wanita paruh baya yang tak mau menyebutkan namanya itu mengeluhkan bau busuk dari kandang. Sepengetahuannya, bau busuk itu datang saat musim kemarau dan penghujan, kemudian saat pihak kandang sedang bongkar ayam untuk mengeluarkan ayam yang sudah tidak lagi produktif, wabah lalat akan menyerbu lingkungan tempat tinggalnya.
“Ya mau gimana lagi, mau ngeluh sama siapa, kami ini takut, namanya orang kecil pak. Selama ini sih ya cuma baunya saja yang membuat nggak nyaman, tapi setiap bulan saya dikasih telur 2 Kg, cuma ya maksudnya itu jangan hanya telur saja yang dibagikan. Coba warga disini itu dilibatkan, dibolehin ikut kerja di kandang gitu, ini malah pekerjanya diambil dari Banjit Way Kanan, karena yang mengurus usaha itu orang Bali Way Kanan,” keluh warga setempat, saat diwawancarai di lingkungan sekolah setempat, Senin, (18/03).
Terpisah, Kepala Desa Madukoro Baru, Sultan Hamdi, saat dikonfirmasi, Senin, (18/03) membenarkan banyak keluhan dan laporan warga yang sudah diterima pihaknya. Usaha kandang ayam petelur milik perusahaan CV Sama Jaya yang masuk kedalam wilayah desanya itu hingga hari ini belum juga memberikan kontribusi berarti pada lingkungan desa Madukoro Baru. Meskipun, pihak perusahaan acapkali memperbaiki jalan yang menjadi akses utama kendaraannya melintas. Namun untuk CSR perusahaan selama Ia menjabat, dirinya mengklaim tidak pernah ada.
“Untuk CSR sendiri selama ini saya belum pernah tahu, selama saya menjabat 2,5 tahun ini CSR itu tidak ada. Bahkan selama ini saya belum pernah berkomunikasi dengan pemilik usaha kandang, selama ini hanya tahu Pak Ketut selaku asisten atau juru bicaranya,” ungkap Kades.
Dirinya berharap, Corporate Social Responsibility atau CSR yang menjadi tanggung jawab dan kewajiban pihak perusahaan terhadap lingkungan dapat ditunaikan secara tertib kedepannya. Mengingat, untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendorong roda perekonomian di desa salah satu faktornya adalah program CSR yang wajib dikeluarkan perusahaan jika usahanya berada di suatu lingkungan agar daerah tersebut dapat maju dan mandiri.
“Bukan hanya semata memberikan kompensasi 2 kilogram telur pada warga yang rumahnya dekat dengan radius kandang, atau memperbaiki jalan, yang memang jalan itu sendiri menjadi akses jalan mereka dalam mengangkut hasil produksi telur. Bukan sebatas itu saja, kita mau perusahaan juga menunaikan kewajibannya untuk merealisasikan CSR setiap periodenya dengan tertib untuk kemajuan lingkungan dan masyarakat desa itu sendiri,” tandasnya.
Sementara itu, pihak perusahaan saat akan dikonfirmasi tidak berada ditempat, guna keberimbangan pemberitaan, awak media ini masih berupaya mengkonfirmasi pihak perusahaan CV Sama Jaya yang bergerak di bidang peternakan ayam petelur dimaksud. (Rma)