Armada Pengangkut Batubara 30 Ton Terguling, Diduga Ada Pungli Rp80.000 Setiap Melintas

DAERAH HOME Lampung Utara TERBARU

Lampung Utara (MDsNews) – Armada pengangkut batubara milik perusahaan Sumber Cipta Energy (SCE) mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Lintas Tengah Sumatera (Jalinteng) Desa Blambangan Pagar Kecamatan Blambangan Pagar Kabupaten Lampung Utara.

Mobil tronton bernopol B 9927 WYT dari Tanjung Enim dengan tujuan Cilegon Banten bermuatan berlebih (ODOL) itu terguling dan menghantam rumah milik warga desa setempat, sekira pukul 06.00 pagi. Menurut pengakuan sopir, Hasbuloh (29) dirinya mengantuk hingga menyebabkan mobil oleng ke kiri dan akhirnya kecelakaan tak bisa terelakkan.

“Ngantuk bang, udah nggak kerasa lagi, tau-tau udah (oleng) ke kiri aja. Saya baru 5 – 6 kali lewat sini, nggak nentu, kadang siang, kadang malam, kadang juga pagi. Dari perusahaan SCE (Sumber Cipta Energy) Jakarta, muatan (batubara) sekitar 38 sampai 39 Ton,” ujar Sopir, Hasbuloh, Senin, (22/04), dilokasi kejadian.

Berdasarkan keterangan sopir, pihak kepolisian sudah tiba di TKP dan dirinya sudah dimintai keterangan, termasuk surat jalan juga sudah diserahkan ke pihak kepolisian.

“Surat jalan tadi sudah diambil Polisi, tadi sudah ada polisi yang kesini (TKP), bos juga sudah tahu kejadian ini,” tuturnya.

Rekan seprofesinya, Winarto (29) yang juga satu perusahaan dengan Hasbuloh mengaku selama ini dirinya selalu memberikan sejumlah uang pengamanan di jalan saat melintas di wilayah Lampung Utara. Dirinya mengaku menyetorkan uang senilai Rp 80 ribu saat melintas di pos penjagaan yang berada di Simpang Rengas Kecamatan Abung Tinggi.

“Di Simpang Rengas ngasih Rp 80 ribu. Cuma di pos itu saja di Lampung Utara, kawan-kawan (sopir batubara) berhenti, kita ikut berhenti juga. Ngasih duit Rp 80 ribu, terus surat jalan di foto. (Uang) untuk keamanan jalan, (disuruh) pihak perusahaan,” ungkapnya.

Dirinya mengaku hanya sebagai sopir armada untuk angkutan batubara. Dirinya sama sekali tidak mengetahui pemilik hasil tambang (batubara) yang dibawa.

“Kita cuma angkutannya (armada) saja, (pemilik) Batu Baranya enggak tahu siapa, biasanya dikasih uang jalan Rp4,4 juta rupiah sekali jalan. Untuk bayar pos-pos pengamanan di jalan, sama untuk solar,” imbuhnya.

Sementara itu, Rosida (68) warga yang rumahnya tertimpa muatan batubara merasa  kesal dengan ulah kendaraan batubara yang melintas. Akibat armada batubara berlebihan muatan kecelakaan, dirinya menjadi korban. Kediaman miliknya rusak tertimpa muatan batubara.

“Itu kamar yang jebol. Sangat terganggu lah dengan mobil batubara, siang malam nggak pernah berhenti lewat. Lewat terus, makanya jalannya ini pada legok-legok (rusak). Pernah motor kecelakaan tempo hari, sampai masuk ke bawah rumah ini,” ucap warga.

“Jangan muat lewat sini lagi lah, muat saja lewat kereta, jalan kita rusak, soalnya kalau nggak ada (armada) batubara jalan kita kan enggak rusak. Karena berat, liat ini entah berapa ton ini, stop saja lah,” timpalnya. (Rma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *