Oleh: An-Najmi Fikri R (Dosen Universitas Muhammadiyah Bengkulu)
Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas tidak hanya sekedar mengadakan pembaharuan kurikulum. Ada banyak aspek yang diperlu diperhatikan dalam menyelenggarakan pendidikan yang efektif dan berdampak positif bagi peserta didik.
Salah satu aspek yang esensial dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas adalah pendekatan pembelajaran. Karena dengan pendekatan pembelajaran yang tepat bertujuan untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran agar menyesuaikan dengan zaman dan karakteristik peserta didik.
Pentingnya transformasi pendekatan belajar tidak hanya kurikulum inilah yang diperhatikan Mentri Dikdasmen RI yaitu Abdul Mu’ti. Salah satu pendekatan dan menjadi kebijakan program yang akan diluncurkan di tahun 2025 ini adalah pendekatan deep learning.
Secara bahasa deep learning dapat diartikan sebagai pembelajaran pemahaman yang mendalam. Menurut Abdul Mu’ti, pentingnya pembelajaran mendalam yang berusaha mengubah paradigma pembelajaran tradisional yang masih sering mengandalkan penghafalan.
Apa yang diusahakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah adalah mencoba mengubah paradigma etos belajar pendidikan di Indonesia.
Selama ini pendidikan di Indonesia masih mengacu pada pendekatan belajar yang dangkal (service approach) atau pendekatan pembelajaran yang hanya di permukaan.
Sehingga, pembelajaran yang dihasilkan dari pendekatan belajar yang dangkal ini adalah pelajar yang memiliki rendah literasi dan numerasi. Apalagi dengan kecanggihan teknologi sekarang, memiliki tantangan salah satunya pembelajaran yang terasa hambar karena kurangnya daya kritis peserta didik.
Pentingnya Etos Belajar
Etos menurut KBBI adalah pandangan hidup, sifat dan nilai yang memberi watak kepada kebudayaan pada suatu golongan. Koentjaraningrat (1990) mengartikan etos sebagai waktak yang khas, pola pikir yang diyakini sebagai objek final. Pentingnya etos sebagai sesuatu yang mencerminkan semangat, nilai, dan prinsip yang mendorong seseorang atau suatu kelompok dalam bekerja dan belajar.
Dalam pendidikan, etos belajar juga sangat penting agar dapat meningkatkan motivasi dan dedikasi yang kuat, disiplin dan tanggung jawab dalam belajar. Sehingga dengan etos yang kuat dapat menciptakan budaya positif dan membuat ekosistem lingkungan akademik yang produktif.
Tidak adanya etos ataupun sesuatu yang membentuk aktivitas bermakna bagi kehidupan dan lingkungannya menurut Akhmad Arif Musadad (2010) akan berpengaruh terhadap rendahnya semangat seseorang dalam melakukan sesuatu. Maka dari itu dalam pendidikan, etos yang kuat digunakan untuk membentuk paradigma positif dalam pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Deep Learning sebagai Etos Belajar Berkualitas
Kebijakan yang dicanangkan Kemendikdasmen melalui program deep learning adalah kebijakan tepat.
Kita mengetahui bahwasanya dari tahun ke tahun pergantian Menteri Pendidikan selalu berubah pola dan kebijakan kurikulum yang diterapkan. Namun kebijakan pembaharuan kurikulum tersebut masih belum mampu membuat kualitas pendidikan semakin baik.
Abdul Mu’ti melihat transormasi kualitas pendidikan di Indonesia tidak hanya mengubah kurikulum yang ada, tetapi paradigma dan etos pendidikan adalah kunci untuk mengubah watak dan orientasi pendidikan di Indonesia.
Salah satu alasan kenapa deep learning ini dapat menjadi paradigma etos belajar pendidikan di Indonesia karena menekankan pada tiga hal: mind full yaitu pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi minat peserta didik, meaning full yaitu pembelajaran bermakna yang mendorong siswa memahami tujuan dan setiap relevansi praktis pembelajaran, joyfull yaitu pembelajaran yang mengahdirkan pengalaman belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi seluruh peserta didik.
Ketiga pilar kunci tersebut merupakan paradigma yang esensial untuk membentuk etos belajar pendidikan yang lebih efektif dan relevan terhadap zaman. Harapannya melalaui pendekatan deep learning ini dapat mengubah paradigma pendidikan mulai dari metode yang diajarkan oleh guru dan dampak yang dihasilkan oleh peserta didik dapat dirasakan oleh nyata. Sehingga tumbuh generasi-generasi yang berkualitas, bermutu dan adaptif dengan tantangan zaman.(*)