Yulyadi, Pengojek dari Pasar Madang yang Berjuang Lawan Kanker Tulang, Dijenguk Kadis Sosial Tanggamus

DAERAH HOME LAMPUNG Tanggamus TERBARU

Tanggamus (Medinas_News) – Di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Pasar Madang, Kota Agung, Yulyadi (30), seorang pengojek, terbaring lemah. Sudah lebih dari dua bulan ia berjuang melawan kanker tulang yang menyerang kakinya. Tak bisa lagi bekerja, ia kini sepenuhnya bergantung pada orang tua dan belas kasih sesama.

Hari ini, harapan itu seolah mendapat napas baru. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tanggamus, Hardarsyah, mewakili Bupati H. Moh. Saleh Asnawi, datang langsung menjenguk Yulyadi. Ia didampingi oleh Plt. Camat Kota Agung Adi Putra, Lurah Pasar Madang Mega Sari, dan TKSK Kecamatan, Odok Kuswantoro.

Dalam suasana penuh haru pada Rabu (4/6), Herman (76), ayah Yulyadi, menyampaikan permohonan dengan mata berkaca-kaca.

“Sekarang saya mohon bapak kepada-bapak yang terjun ke lapangan, saya serahkan kepada bapak-bapak. Saya mohon bantuannya untuk kesembuhan anak saya,” ujar Herman.

Ia menegaskan, keluarga mereka benar-benar memerlukan bantuan untuk biaya pengobatan.

“Seratus persen kami butuh bantuan untuk pengobatan anak saya,” tutupnya.

Kadis Sosial Hardarsyah menjelaskan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kondisi Yulyadi secara langsung dan merespons kebutuhan yang mendesak.

“Hari ini kita mengunjungi salah satu warga kita yang terindikasi penyakit kanker tulang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah akan menyampaikan laporan resmi ke Kementerian Sosial Republik Indonesia.

“Kita akan merespons secara kasus per kasus dan menyampaikan permohonan kepada Kementerian Sosial Republik Indonesia. Karena hambatan utama keluarga adalah biaya operasi dan transportasi,” jelas Hardarsyah.

Ia berharap proses penanganan Yulyadi dapat segera berjalan dengan dukungan dari pusat.

“Mudah-mudahan respon dari Kementerian Sosial Republik Indonesia akan lebih cepat, sehingga masalah operasinya segera dapat dilaksanakan,” tutupnya.

Dalam keheningan rumah sederhana itu, harapan masih tumbuh. Yulyadi mungkin terbaring, tapi dukungan keluarga, tetangga, dan perhatian pemerintah bisa menjadi kekuatan baru untuk ia bangkit kembali. (Aden Wijaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *