LAMPUNG UTARA (MDSNews) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo, dan seharusnya memenuhi kebutuhan gizi siswa di Kabupaten Lampung Utara, justru menimbulkan korban. Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah tersebut dilaporkan mengalami mual muntah setelah mengkonsumsi makanan yang diduga tidak layak.
Salah satu korban, Bima, siswa kelas 4 SD Sukarno Hatta, terpaksa dilarikan ke puskesmas oleh orang tuanya karena mengalami sakit perut, mual, dan muntah usai menyantap makanan dari program tersebut.
Keluhan serupa juga datang dari siswa SD IT Insan Robbani. Mereka menerima paket MBG berupa bihun goreng dengan tumis tauge dan sawi, telur rebus, buah jeruk, serta susu merk Milk Life. Namun, menurut kesaksian para siswa, bihun goreng yang mereka terima mengeluarkan aroma tidak sedap dan terasa asam saat dimakan.
Menanggapi laporan ini, guru-guru di SD IT Insan Robbani segera menginstruksikan siswa untuk tidak mengkonsumsi makanan tersebut. Peringatan juga disampaikan melalui grup WhatsApp kepada para orang tua agar turut mengawasi anak-anak mereka.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana sekaligus Penanggung Jawab MBG SD IT Insan Robbani, Mana Sarudin, membenarkan keluhan muridnya. Ia mengakui bahwa makanan MBG yang diterima siswa memang basi, berbau tidak sedap, dan terasa asam.
Wiwik, orang tua Bima, mengungkapkan kekecewaannya. “Anak saya sakit perut, mual, dan muntah setelah makan program pemerintah itu,” ujarnya.
M. Rabbani Keigi, Asisten Lapangan Makan Bergizi Gratis untuk Lampung Utara di bawah naungan Badan Gizi Nasional, mengakui adanya kelalaian yang menyebabkan makanan tersebut tidak layak dikonsumsi.
Rabbani juga mengakui bahwa pihaknya baru mengetahui ketidaklayakan paket makanan setelah menerima laporan dari pihak sekolah.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai kualitas dan pengawasan program Makan Bergizi Gratis. Perlu ada evaluasi menyeluruh untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang, demi kesehatan dan keselamatan siswa di Lampung Utara. (Yudi Ikhwan)