Lampung Utara (MDSNews) — Penyair senior Lampung, Isbedy Stiawan ZS, dijadwalkan mengisi pelatihan menulis puisi di Universitas Muhammadiyah Kotabumi (UMKO), Kamis (18/09/2025). Kegiatan ini berlangsung hingga Jumat (19/09/2025), dengan diikuti sekitar 40 peserta yang terdiri dari mahasiswa UMKO dan komunitas Sangkar Mahmud Kotabumi.
Acara tersebut merupakan bagian dari program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) yang digagas Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII Bengkulu–Lampung, bekerja sama dengan UMKO dan PW Muhammadiyah Lampung.
Ketua Prodi Bahasa dan Sastra UMKO, Meutia Rahmatia, menjelaskan kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Isbedy Stiawan ZS, didampingi dosen UMKO Djuhardi Basri, serta dipandu oleh moderator Fitri Angraini, dosen sekaligus pegiat literasi.
“Acara ini adalah pelatihan menulis puisi, diharapkan peserta dapat memahami sekaligus mempraktikkan cara menulis puisi dengan baik. Nantinya hasil karya berbahasa Indonesia juga akan dialihbahasakan ke bahasa Lampung,” ujar Meutia, Rabu (17/09/2025).
Dalam sesi tersebut, Djuhardi akan berbagi pengalaman tentang teknik alih bahasa ke dalam bahasa Lampung, sedangkan Isbedy lebih fokus membimbing peserta menggali ide dan menuliskannya menjadi puisi.
Isbedy Stiawan ZS mengatakan, workshop ini lahir dari kepeduliannya pada dunia sastra, khususnya puisi dan cerpen. Menurutnya, regenerasi penyair di Lampung saat ini cenderung stagnan sehingga perlu ruang-ruang baru untuk tumbuh.
“Saya amati regenerasi penyair di Lampung kini stagnan. Kita butuh ruang-ruang seperti diskusi, workshop, dan pertemuan lainnya,” tutur penyair yang dijuluki Paus Sastra dari HB Jassin itu.
Isbedy juga menyebut kegiatan ini merupakan rangkaian safari literasi yang dimulainya dari Universitas Muhammadiyah Pringsewu, kemudian UMKO, dan selanjutnya akan digelar di UM Metro serta UM Lampung.
“Saya memulai dari kampus Muhammadiyah karena kerja sama dengan PW Muhammadiyah Lampung. Harapannya, dari peserta pelatihan ini ada yang kelak menjadi penyair Lampung dan memperkaya khazanah sastra di daerah,” pungkasnya. (Red).