Bandar Lampung (MDSNews) — Ketua Umum Gerakan Pembangunan Anti Korupsi (GEPAK), Wahyudi, akhirnya angkat bicara soal penangkapan dirinya bersama rekannya oleh jajaran Polda Lampung. Ia membantah tegas tuduhan menerima “uang damai” dan menyebut ada upaya jebakan dalam kasus yang kini viral tersebut.
Dalam keterangan resminya di ruang Jatanras Polda Lampung, Wahyudi menegaskan klarifikasi ini penting untuk meluruskan pemberitaan yang menurutnya sudah menyudutkan dirinya.
Wahyudi membeberkan, pertemuan awal dengan pihak RSUDAM terjadi pada Jumat, 19 September 2025, di Mall Boemi Kedaton (MBK) sekitar pukul 18.00 WIB. Pertemuan itu, kata dia, diminta langsung oleh Kepala Bagian Umum RSUDAM, Sabaria Hasan.
“Agenda pertemuan untuk membicarakan rencana aksi demo terkait RSUDAM. Namun, setelah koordinasi dengan Polresta Bandarlampung, aksi tersebut sudah kami batalkan,” jelas Wahyudi.
Lebih lanjut, Wahyudi menyebut pihak RSUDAM melalui Sabaria menawarkan sejumlah uang maupun proyek dengan dalih sebagai “uang perdamaian”. Namun dirinya menolak.
“Prinsip saya sederhana, saya hanya ingin bertemu langsung dengan Dirut RSUD agar komunikasi jelas dan terbuka,” tegasnya.
Sabaria, lanjut Wahyudi, kembali menghubunginya dan meminta pertemuan lanjutan. Kali ini ia mengutus rekannya, Fadly, untuk hadir. Dalam pertemuan itu, kembali muncul tawaran “ikatan hubungan” berupa uang maupun proyek, yang disebut-sebut disetujui oleh Fadly.
Puncaknya terjadi pada Sabtu, 20 September 2025. Wahyudi dan Fadly kembali bertemu Sabaria bersama seorang pria bernama Yuda. Menurutnya, pertemuan berlangsung biasa saja, tanpa membahas uang maupun proyek. Namun, setelah keluar menuju mobil, Yuda tiba-tiba meletakkan kantong plastik hitam ke dalam kendaraan mereka.
“Tidak lama setelah itu, saat berhenti di daerah Sukabumi, tim dari Polda Lampung langsung mengamankan saya dan rekan,” ungkapnya.
Wahyudi membantah keras tuduhan bahwa dirinya melakukan pemerasan terhadap Kepala BPBD Provinsi Lampung. Ia meminta media lebih berhati-hati agar tidak menyalahi Kode Etik Jurnalistik.
“Saya minta pihak kepolisian juga memeriksa semua yang terlibat, termasuk pelapor dan pihak yang memberikan uang jebakan. Ada indikasi saya memang dijadikan target atensi,” tandasnya. (Red).