Tanggamus (Medinas_News) — Di atas panggung, para pejabat selalu berbicara lantang tentang komitmen pembangunan, keberpihakan pada nelayan, dan visi besar pesisir yang maju. Namun fakta di Dermaga Kotaagung justru memperlihatkan ironi yang memalukan: seutas jaring mangkrak, dibiarkan bertahun-tahun, menghalangi aktivitas bongkar muat, dan menjerat ruang kerja nelayan kecil. Yang lebih menyakitkan, suara keluhan dan pemberitaan pun seolah tak dianggap ada.
Kalau urusan jaring saja tak mampu diselesaikan cepat, untuk apa bicara mimpi besar membangun sektor perikanan?
Jika masalah kecil yang terlihat jelas di depan mata tak mampu dibereskan, apa jadinya dengan persoalan besar yang tak terlihat?
UPTD dan pengelola TPI seharusnya menjadi benteng pertama yang turun tangan. Bukan sekadar hadir dalam rapat, apel, atau seremonial. Tugas mereka di lapangan, bukan hanya di meja laporan. Tapi yang terjadi hari ini, publik justru melihat sikap diam yang sulit dimaklumi. Jaring menumpuk, nelayan terhambat, ekonomi pesisir melambat, sementara instansi yang bertanggung jawab terlihat seperti lebih memilih aman, diam, dan berpura-pura tidak melihat.
Dan di sinilah bau politiknya menyengat:
semua bergerak cepat ketika menjelang agenda politik, tapi luar biasa lamban ketika menyangkut kepentingan nelayan yang benar-benar membutuhkan.
Padahal nelayan bukan peminta-minta. Mereka hanya ingin akses kerja yang layak. Itu saja.
Berulang kali masyarakat nelayan pesisir bersuara, namun responsnya tetap sama: sunyi.
Bahkan setelah berita dipublikasikan, instansi terkait tetap seolah memakai dua tameng klasik:
tutup mata, tutup telinga.
Pertanyaannya sederhana dan menohok:
apa sebenarnya arti kehadiran sebuah instansi, bila keluhan nyata rakyatnya saja tak sanggup ditangani?
Opini ini bukan untuk memecah belah, tetapi untuk mengingatkan bahwa kepercayaan publik tidak runtuh karena badai besar, melainkan karena pembiaran terhadap masalah-masalah kecil yang dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah boleh bicara visi, misi, dan program bertingkat, tapi nelayan hanya ingin satu hal: tindakan nyata.
Dermaga bukan panggung pencitraan.
Dermaga adalah nadi ekonomi pesisir.
Dan selama jaring itu masih dibiarkan mengganggu tanpa solusi, maka narasi keberpihakan pada nelayan hanya akan terdengar seperti slogan kosong.
Jurnalis : (Erwin).