Tanggamus (Medinas_News) — Ajang Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Tanggamus Tahun 2025 kembali menjadi panggung lahirnya para talenta baru, namun dari seluruh sorotan yang muncul, satu nama yang paling mencuri perhatian publik adalah seorang pemain muda yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP): Abid Aqila Pranaja, pemain bernomor punggung 5, remaja asal Kecamatan Talang Padang yang kini resmi disebut sebagai “berlian emas masa depan basket Tanggamus”.
Berlaga dalam cabang olahraga bola basket yang berada di bawah naungan Perbasi Tanggamus, Abid tampil memukau sejak pertandingan awal. Postur tubuhnya mungkin belum sebesar pemain-pemain senior, namun ketenangannya dalam mengolah bola, visi bermain yang matang, serta eksekusi tembakan tiga poin yang luar biasa akurat membuat tribune penonton berulang kali bergemuruh. Dari setiap sudut lapangan, Abid menunjukkan kualitas yang jarang dimiliki pemain seusianya.
Tak sedikit pelatih dan penonton yang menyebut bahwa performanya “di luar nalar untuk anak SMP”. Namun, publik mulai memahami jawabannya ketika mengetahui bahwa bakat itu menurun langsung dari sang ayah, Jaka Saputra, sosok yang tak asing dalam sejarah olahraga Tanggamus dan Lampung.
Jaka Saputra adalah mantan atlet yang mengantarkan Tim Basket Tanggamus ke Porda tahun 2002, dan kembali membawa nama daerah ini bersinar ketika berhasil meloloskan tim ke Kejurnas 2006 di Jakarta. Kini, sang legenda itu menjabat sebagai Ketua Perbasi Tanggamus, sekaligus menjadi saksi lahirnya regenerasi emas yang datang dari darah dagingnya sendiri.
Namun perjalanan Abid tidak hanya ditopang oleh talenta alami. Di sekolahnya, Imbos Pringsewu, Abid digembleng oleh pelatih bertangan dingin Coach Juni Prasetyo, yang dikenal mampu membentuk karakter kerja keras dan disiplin pada para pemain mudanya. Di bawah bimbingan Coach Juni, kemampuan Abid semakin terasah dan matang, menjadikannya sebuah paket lengkap antara potensi, teknik, mental, dan etika bermain.
“Anak ini punya sesuatu yang berbeda. Tembakan tiga poinnya bukan sekadar beruntung, tapi punya teknik, ritme, dan ketenangan. Untuk anak seusianya, ini jarang sekali,” ujar beberapa panitia dan pelatih yang menyaksikan langsung penampilannya.
Ajang Porkab 2025 pun menjadi saksi bahwa Perbasi Tanggamus tidak pulang dengan tangan kosong, melainkan membawa pulang sebuah “temuan besar,” seorang pemain muda yang diyakini mampu mengembalikan kejayaan basket Tanggamus di masa mendatang. Banyak pihak menilai bahwa Abid adalah representasi nyata dari program regenerasi atlet di daerah: terencana, terpantau, dan dihasilkan dari pembinaan yang serius.
Melihat performanya yang stabil, matang, dan penuh potensi, tak salah jika publik kini menyebut Abid Aqila Pranaja sebagai berlian emas basket Tanggamus, yang tinggal menunggu waktu untuk bersinar di level provinsi hingga nasional. Dan jika sejarah kembali berulang seperti jejak sang ayah, bukan tidak mungkin Abid akan menjadi figur yang membawa Tanggamus kembali mengaum di pentas bola basket Indonesia.
Jurnalis : (Erwin).