Video Viral TikTok Soal Jalan Kanoman Meledak Lagi, Netizen Serbu Pemerintahan Tanggamus: “Pencitraan Premium, Realisasi Nol Besar!”

DAERAH HOME LAMPUNG Tanggamus TERBARU

Tanggamus (Medinas_News) — Gelombang kritik untuk Pemerintah Kabupaten Tanggamus kembali pecah setelah akun TikTok Medinas Lampung News mengunggah ulang video viral yang menampilkan kondisi memprihatinkan Jalan Kanoman, Kecamatan Semaka.

Unggahan ulang ini justru memantik komentar yang jauh lebih tajam dari warganet, yang semakin gusar melihat ketidakseriusan Pemkab Tanggamus dan Dinas PUPR dalam mengatasi jalan rusak yang bertahun-tahun tidak tersentuh perbaikan. Kamis (27/11/2025).

Jalan Kanoman, yang kini lebih mirip kubangan lumpur daripada jalur penghubung antarpekon, kembali menjadi saksi betapa dunia pencitraan para pemimpin dan realita lapangan berjalan di dua alam yang berbeda.
Sementara video pembangunan dan prestasi pemerintah wara-wiri di televisi nasional, warga di bawah hanya bisa mengandalkan motor trail, sandal jepit, dan kesabaran yang semakin menipis.

Komentar Pedas Netizen: “Jalan Rusak Tahan Lama, Janji Pemimpin Jauh Lebih Tahan Lama”
Unggahan tersebut dibanjiri komentar bernada kecewa, sinis, hingga sarkastik. Banyak yang menyoroti gaya kepemimpinan yang dinilai hanya kuat di panggung dan kamera, tetapi lemah di lapangan yang sebenarnya.

Berikut beberapa komentar warganet yang telah disamarkan namanya, namun tetap dipertahankan ketajaman bahasanya:

F*:
“Katanya jalan lurus, kenyataannya sama aja. Pembangunan minim, tapi pencitraan maksimal. Sampai dapat penghargaan pula… penghargaan jalan rusak paling tahan lama kali ya wkwkwk. Benerin dulu tuh jalan, tengok-tengok lah sama aja kayak sebelum-sebelumnya.”

R*:
“Katanya era baru, kenyataannya sama aja. Pembangunan minim, pencitraan maksimal. Penghargaan? Iya… penghargaan sabar warga nunggu jalan bagus yang tak kunjung datang.”

B*:
“Ketika pimpinan sibuk wara-wiri di TV nasional ngomong pembangunan dan pamer penghargaan, warga di lapangan cuma bisa geleng-geleng lihat hasilnya: nol besar. Pencitraannya kelas premium, tapi realisasinya kelas kosong.”

C*:
“Emang ga ngerasain bolak-balik kogung ketapla apa pak jalan bolong? Sudahlah pak jangan fokus ke media TV aja pak. Bapak kesana pake duit APBD yang duitnya mending fokus janji. Ingat janji bapak, jalan lurus sesuai visi misi bapak dong hehe. Jalan berlubang sampai kehilangan nyawa orang. Besok pak presiden ke Lampung mampir ke Kotaagung pak, biar lihat jalan pulangnya lewat pesawat biar enggak nyungsep.”

R* lain:
“Pemimpin kita sibuk mondar-mandir di TV nasional, tapi jalan Kanoman masih kayak jalur evakuasi zombie. Pencitraan premium, pelayanan kelas gratisan.”

Komentar-komentar ini bukan sekadar kritik ringan, namun luapan rasa kesal yang sudah lama terpendam. Warga sudah berkali-kali menyampaikan keluhan, membuat video, hingga mem-viralkan masalah ini, tetapi respons pemerintah dianggap seperti petugas tidur yang alarmnya tidak pernah bunyi.

Dinas PUPR Tanggamus Disorot: “Tutup Mata, Tutup Telinga, Tutup Hati”

Di tengah badai kritik ini, sorotan juga mengarah langsung ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tanggamus yang dinilai seperti tak punya mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan hati untuk merasakan realitas getir warganya.

Sudah bertahun-tahun Jalan Kanoman menjadi sorotan publik dan media. Warga, tokoh masyarakat, hingga organisasi masyarakat setempat sudah berulang kali menyuarakan perbaikan. Namun hingga kini, tanda-tanda pengerjaan masih lebih gaib daripada proyeknya sendiri.

Jika dinas lain rajin membuat publikasi keberhasilan, PUPR justru dinilai publik lebih rajin membiarkan keluhan menumpuk.

Pemerintah Tanggamus Dinilai Terlalu Sibuk Pencitraan.
Bukan sekali dua kali Pemkab Tanggamus memamerkan pencapaian pembangunan dan penghargaan dalam berbagai acara. Namun kontras dengan kondisi di lapangan membuat warganet merasa bahwa pencitraan pemerintah sudah melampaui realisasi program.

Warganet menyebut video di TV nasional hanya menampilkan “visual pembangunan”, sedangkan masyarakat Tanggamus merasakan langsung jalan rusak yang tak kunjung tersentuh.

Salah satu komentar menyebut:
“Pencitraan premium, realisasi kelas gratisan. Kami capek nonton TV, kami mau jalan yang bisa dilewati.”

Warga Berharap Pemerintah Membangun, Bukan Sekadar Tampil di Layar.
Ledakan komentar ini menunjukkan bahwa kesabaran warga sudah sampai batas merah. Mereka tidak lagi meminta janji, tetapi meminta aksi.

Tanggamus bukan hanya butuh pemimpin yang hebat berbicara di studio TV, tetapi pemimpin yang turun langsung, menginjak tanah becek Kanoman, merasakan sendiri perjuangan warga melewati kubangan yang menelan ban kendaraan.

Warga berharap Pemkab Tanggamus dan Dinas PUPR membuka mata selebar-lebarnya, mendengar suara rakyat, dan bergerak cepat.
Karena jalan bukan hanya soal fasilitas, tetapi soal nyawa, aktivitas ekonomi, pendidikan, dan harga diri daerah.

Jika pemerintah terus diam, satu-satunya hal yang akan terus viral dari Tanggamus hanyalah jalan rusak, bukan prestasinya.
Jurnalis : (Erwin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *