Tokoh Masyarakat Tanggamus Bela Zulhas: “Beliau Itu Bukan Pencitraan, Tapi Pengabdian”

DAERAH HOME LAMPUNG PROVINSI Tanggamus TERBARU

Tanggamus (Medinas_News) — Di tengah ramainya perbincangan warganet terkait video Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), yang memikul karung saat meninjau wilayah terdampak banjir di Padang, Sumatera Barat, suara pembelaan justru datang dari tokoh masyarakat Lampung, khususnya Kabupaten Tanggamus.

Sumaidi, tokoh masyarakat Tanggamus yang dikenal vokal dan peduli isu kemanusiaan, menegaskan bahwa apa yang dilakukan Zulhas bukanlah aksi pencitraan, melainkan bentuk nyata kepedulian dan pengabdian seorang pejabat terhadap masyarakat.

Menurut Sumaidi, aksi Zulhas memikul karung di lokasi bencana menunjukkan bahwa seorang menteri tidak sekadar hadir untuk formalitas, melainkan turun langsung merasakan kondisi masyarakat yang sedang dilanda musibah.

“Kalau orang cuma pencitraan, mereka tinggal berdiri, senyum, foto, selesai. Tapi Zulhas ini beda. Beliau turun, menyapa warga, memikul karung, dan berjalan di tengah lokasi banjir. Itu bukan gaya-gayaan, itu pengabdian,” tegas Sumaidi.

Ia menambahkan, sejak lama Zulhas dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat, tidak segan turun langsung ke lapangan bahkan dalam situasi paling tidak nyaman sekalipun.

“Jangan salah tafsir. Zulhas itu memang begitu orangnya. Apa adanya. Kalau harus memikul karung, ya beliau pikul. Kalau harus turun lumpur, ya beliau turun. Karena tujuan beliau satu: membantu masyarakat,” lanjutnya.

Sumaidi juga menyayangkan komentar satir yang berkembang di media sosial. Menurutnya, dunia maya sering kali terlalu cepat menilai tanpa memahami niat dan kerja nyata yang sedang dilakukan.

“Zulhas itu bekerja, bukan bergaya. Yang dinilai ‘ringan’ itu mungkin bukan karungnya, tapi hati beliau yang ikhlas membantu. Saya warga Tanggamus, dan saya bangga melihat pejabat yang benar-benar mau turun, bukan cuma datang dan pulang,” tandas Sumaidi.

Ia pun mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyimak informasi dan tidak mudah terpancing oleh komentar-komentar yang merendahkan upaya seseorang dalam membantu sesama.

Menurutnya, apa yang dilakukan Zulhas harus dilihat sebagai bentuk solidaritas dan kehadiran pemerintah di tengah bencana, bukan sebagai bahan candaan.

Sementara itu, Ketua Fraksi PAN Tanggamus, Iflah Haza, turut angkat suara membela langkah Zulhas. Menurutnya, apa yang dilakukan Menko Pangan itu sama sekali bukan setting atau skenario pencitraan, melainkan murni spontanitas situasional di lokasi bencana.

“Beliau itu bergerak berdasarkan hati, bukan kamera. Banyak yang belum tahu, bahwa apa yang dilakukan Pak Zulhas sifatnya spontan, lahir dari kepedulian dan kepekaan beliau ketika melihat kondisi masyarakat di lapangan,” ujar Iflah Haza.

Iflah Haza menambahkan, masyarakat seharusnya memahami bahwa karakter Zulhas memang dikenal apa adanya: gerak cepat, tidak kaku, dan selalu mengedepankan tindakan ketimbang sekadar seremonial.

“Pak Zulhas tidak pernah menghitung risiko saat turun ke masyarakat. Di lokasi banjir, beliau melihat warga butuh bantuan, ya langsung ikut mengangkat. Itu bukan pencitraan, itu refleks seorang pemimpin yang terbiasa bekerja, bukan berpura-pura,” tambahnya.

Iflah Haza bahkan menegaskan bahwa wajar jika seseorang yang terbiasa bekerja cepat justru melakukan hal-hal yang dinilai ringan oleh warganet, karena yang ia tampilkan adalah ketulusan, bukan pertunjukan.

“Kadang orang yang tidak hadir di lokasi mudah menilai. Tapi kami yang mengenal beliau tahu betul: itu bukan dibuat-buat. Itu murni pengabdian,” tutup Iflah Haza.

jurnalis : (Erwin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *