Pemkab Tubaba Bangun Jalan Trasah Bernilai Sejarah di Taman Budaya Kota Uluan Nugrik

DAERAH HOME LAMPUNG Tulang Bawang Barat

Tulang Bawang Barat (MDSnews) – Keseriusan Bupati H.Umar Ahmad SP. dan wakil Bupati Fauzi Hasan SE.MM, membangun kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Daerah yang acap kali disebutnya daerah yang bukan-bukan sudah nyata saat ini menjadi daerah tujuan wisatawan lokal bahkan dari manca negara berkat keunikan gagasan konsep pembangunanya selama ini mengedepankan nilai-nilai sejarah leluhur nenek moyang dan kebudayaan

Pada tahun 2020 pemkab Tubaba melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), membuat terobosan baru sedang mengerjakan membangun Jalan Trasah di kawasan Budaya kota Uluan Nugrik kelurahan panaragan jaya kecamatan Tuba-Tengah
Konon pembangunan jalan trasah tersebut disebut merupakan upaya melestarikan Warisan Nenek Moyang dari warga Temanggung Jawab Barat (Jabar)

Menurut Sadarsyah .SH,.MH.
Kepala Bidang Perencanaan dan Bina jasa kontruksi mewakili kepala Dinas PUPR Tubaba, Iwan Mursalin S.Si, MM, mengatakan upaya melestarikan Warisan Nenek Moyang dari warga Temanggung (Jabar) Dinas PUPR Tubaba pada tahun 2020 sedang membangun jalan Trasah di kawasan
Budaya kota Uluan Nugrik
ungkap sadarsyah, saat ditemui dilokasi pekerjaan, pada Jum’at (21/02).

Pembangunan Jalan Trasah tersebut atau lebih dikenal dengan jalan batu tentunya sangat menarik ketika tersususun dan tertata rapih melalui sentuhan tangan dari pekerja ahli seni batu yang memerlukan teknik khusus.”Jalan Trasah ini adalah jalan berbahan batu, kualitas tahan beban, kuat, dan tidak bergelombang sehingga nyaman saat dilewati kendaraan dan aman ketika dilalui pejalan kaki, tutur sadarsyah.

Lebih lanjut dikatakan Sadarsyah, Melalui sentuhan seni membuat jalan tersebut setelah selesai dikerjakan nanti terlihat indah baik dilihat dari dekat maupun dari jauh bahkan dengan berjalan telanjang kaki di atas trasah dapat membuat badan menjadi sehat selain membuat badan menjadi sehat jalan trasah dipilih tentunya juga dianggap ramah lingkungan, sebab mampu menyerap air hujan dan perawatannyapun murah serta mudah, pungkas sadarayah.

Sementara pada kesempatan
yang sama, dikatakan Embah Fahrul warga asli Dusun Sidotopo, Desa Tempuran, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temenggung menjelaskan bahwa sejak Tahun 1990 dirinya adalah salah satu pekerja pembuat jalan Trasah. Menurut, mbah Fahrul jalan Trasah tersebut hanya digunakan didaerah yang sulit dilalui kendaraan bahkan untuk berjalan kakipun sulit, Namun berkat Nenek Moyang kami muncullah ide penyusunan batu ini yang diberi nama jalan Trasah,” menurut, mbah Fahrul

Lebih jelas dikatakan Embah fahrul, Bahwa jalan trasah tidak hanya berfungsi ekonomi tetapi memiliki fungsi menumental tradisi budaya. Dalam proses pembuatannya ada nilai-nilai yang ditransfer antar generasi pewarisan teknik pembangunan, Mulai daru kearifan lokal kegotong royongan, kerukunan, kebersamaan, mencintai alam, cinta tanah air dan menghormati antar generasi menjadi awal terbentuknya jalan batu ini, tutup, mbah fahrul.

Sementara Nadia Suroyo selaku pendamping dari Universitas Diponogoro jurusan arsitek yang ditunjuk mendampingi dua pekerja mengatakan, kami diundang pak Umar Ahmad kesini untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat sini yang ingin mengetahui cara dan penyusunan batu ini.

“Saya di sini cuma mendampingin dua orang tukang dari Jawa Barat mas, yang mana ditugaskan memberikan pengawasan dan pelatihan kepada tukang-tukang sini jalan Trasah ini adalah salah satu Alternatif lain ketika kita tidak mengunakan bahan Aspal atau beton kualitasnya tahan lama,

Kalau cara kerjanya tergantung karakter batunya kita akan melihat batu yang diperlukan atau bahan meterial batunya perlu dipotong atau tidak, ketika udah sip baru lah dipasang satu persatu dengan menyesuaikan keadaan tanahnya,”contohnya sendiri, jalan Trasah ini ada diPasar Papringan jawa tengah dan lainnya, mengingat itu adalah warisan nenek moyang kami maka kini kami melestarikannya dan mengembangkannya hingga kepelosok.

Dari pantauan dilokasi, nampak 12 tenaga kerja sedang melakukan penataan batu yang didampingi 2 tukang ahli batu dan 1 pendamping dari Universitas Diponogoro Jawa barat.

laporan : Sapriyadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *