Pj Bupati Zaidirina: Kerajinan Anyaman Tikew Sangat Unik

DAERAH LAMPUNG TERBARU Tulang Bawang Barat

TULANG BAWANG BARAT (MDSnews)-Penjabat (Pj) Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba) Zaidirina, mengapresiasi pembuatan anyaman Tikew oleh masyarakat Tiyuh Gedung Ratu Kecamatan Tulangbawang Udik.

Pasalnya, Kabupaten Tubaba memiliki banyak wilayah perairan sebagian besar merupakan daerah rawa. Tikew merupakan, endemik di ekosistem gambut berasal dari tumbuhan rumput liar di dekat air atau rawa.

Secara letak geografis Tiyuh Gedung Ratu memiliki lahan gambut cukup luas yang menjadikan masyarakatnya mudah untuk mencari bahan baku kerajinan tikew (purun), dalam proses melakukan penganyamannya sendiri itu di kerjakan langsung oleh para pengrajin.

Tak heran sampai saat ini masyarakat masih membuat anyaman Tikew hingga dijadikan sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dapat mengharumkan nama Kabupaten Tubaba.

Pembuatan anyaman Tikew yang dihasilkan oleh masyarakat Tiyuh Gedung Ratu, sangat beragam dan mudah diaplikasikan menjadi berbagai bentuk kerajinan tangan seperti tas, topi, hingga tikar.

“Kerajinan ini, sangat unik sekali,” kata Pj Bupati Zaidirina saat menunjukkan produk UMKM masyarakat Tiyuh Gedung Ratu yang terbuat dari tanaman Tikew, Rabu (08/03/2022).

Dia berpesan kepada masyarakat Tiyuh Gedung Ratu, agar tidak ragu saat berkreasi dalam membuat keterampilan yang menghasilkan kerajinan tangan yang luar unik ini.

“Kalau hasil keterampilan yang terbuat dari Tikew ini, sudah banyak jangan khawatir tidak laku. Karena, Pemkab Tubaba akan membantu memasarkannya,” ujarnya.

Zaidirina juga menyampaikan kepada masyarakat Tiyuh Gedung Ratu, agar membudidayakan tanaman Tikew tersebut.

“Kegiatan ini, bisa alokasikan dalam Dana Desa. Pemkab akan membantu, biaya pelatihan buat ibu-ibu pengrajin atau PKK di tiyuh ini,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, Kepala Tiyuh Gedung Ratu, Juwaini Bandarsyah menyatakan, masyarakat akan berkomitmen untuk serius mengembangkan tanaman Tikew, karena sudah kewajiban generasi muda melanjutkan dan menjaga warisan leluhur.

“Jika bukan kita, siapa lagi?. Karena,
sejak zaman leluhur memang sudah menggunakan anyaman tikar, dan akan kita lestarikan. Namun, kami tetap mengharapkan dukungan dari Pemkab Tubaba,” tandasnya. (NL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *